Foto-foto: RULLY SATRIADI

Bangunan Masjid Dian Al Mahri dengan kubah berlapis emas 24 karat.

Selasar samping masjid dengan deretan pilar-pilar berbalut batu granit dari Brasil.

Lampu kristal seberat 2,7 ton yang mirip dengan Masjid Sultan Oman.

Minggu (2/9) siang, kompleks Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas, matahari bersinar sangat terik. Namun demikian antusias ribuan masyarakat yang ingin melihat langsung keindahan dan kemegahan masjid yang terletak 7 km dari pusat Kota Depok, atau tepatnya di Desa Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, tak putus-putus ‘bak air mengalir” datang dari berbagai penjuru kota dan desa. Mereka tidak hanya datang dari kota atau desa di Pulau Jawa saja, bahkan ada yang dari Sumatera seperti Lampung, Palembang, Padang dan lainnya.

Ratusan kendaraan, baik bus wisata, Kopaja, Metro Mini, maupun mobil pribadi, dan kendaraan roda dua datang dan pergi silih berganti. Rombongan yang umumnya kebanyakan ibu-ibu dari majelis taklim itu ingin melihat dari dekat masjid kubah berlapis emas murni 24 karat tersebut.

Sejak masjid yang berdiri di atas lahan seluas 70 hektare ini diresmikan oleh pendirinya, Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid dan suaminya Drs H Maimun Al Rasyid 31 Desember 2006 lalu, masjid ini memang selalu ramai dikunjungi warga dan menjadi salah satu tempat wisata rohani.

Untuk menuju ke kompleks masjid pun tidak terlalu susah, walaupun jalannya cukup sempit. Jika tidak membawa kendaraan, kita bisa ke Terminal Lebak Bulus atau Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan dahulu. Dari sana naik angkutan kota (angkot) warna biru No 102 tujuan Parung Bingung, dan langsung turun di depan gapura kompleks masjid, Desa Meruyung, Limo, Depok.

Setelah menginjakkan kaki di kompleks masjid ini memang banyak yang terpana dan se- olah tak percaya, di Indonesia ada masjid yang megah dan indah dengan kubah berlapis emas. “Kayak di Timur Tengah dan serasa bukan di Indonesia,” komentar salah seorang ibu yang datang dari Cengkareng.

Memang konsep penataan ruang di kompleks masjid ini merupakan kolaborasi antara arsitektur bangunan masjid bernuansa Timur Tengah dengan ciri arsitektur Islam yang kuat dengan lingkungan tropis.

Sesuai dengan sebutannya, masjid seluas 8.000 meter persegi yang dapat menampung sekitar 15.000 – 20.000 jamaah ini memang menggunakan material emas sebagai lapisan yang terpasang di mahkota pilar/tiang kapital, lampu gantung, railing tangga mezanin, pagar mezanin, ornamen kaligrafi di pucuk langit-langit kubah dan ornamen dekoratif di atas mimbar mihrab, serta di kubah utama dan kubah menara (minaret).

Pembangunan kubahnya sendiri mengacu pada kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Kubah utama berdiameter 16 meter dan tinggi 20 meter, dan dikelilingi empat kubah yang lebih kecil, juga berlapiskan emas murni yang melambangkan Rukun Islam.

Sedangkan enam minaret berbentuk segi enam yang melambangkan Rukun Iman menjulang ke angkasa setinggi 40 meter. Keenam minaret dibalut granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen yang melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis emas 24 karat.

Sementara bagian dalam masjid terdapat pilar-pilar kokoh yang menjulang menyangga atap, guna menciptakan kesan agung. Ruangan masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem yang memberi karakter tenang dan hangat.

Dindingnya sendiri dibalut marmer yang kebanyakan didatangkan dari Italia dan Turki. Sedang ornamennya menggunakan marmer berwarna hitam untuk mendapatkan unsur sakral, serta warna emas untuk keindahan dan kekuatan.

Menara (minaret) setinggi 40 meter yang dibalut batu granit abu-abu dari Italia menambah kemegahan dan keindahan Masjid Dian Al Mahri.

Mihrab, ruangan tempat imam memimpin salat dengan empat pilar berbalut batu granit porto rose yang didatangkan dari Afrika.

Warna Langit

Di bagian dalam kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai warna langit pada waktu-waktu shalat. Perubahan warna ini berkat teknologi tata cahaya yang diprogram dengan bantuan komputer.

Pada dasar kubah terdapat cincin yang diberi warna emas, seolah menjadi batas cakrawala. Di atasnya terdapat 33 jendela yang masing-masing diisi dengan tiga nama Allah SWT dengan bentuk kaligrafi, sehingga seluruhnya berjumlah 99 yang melambangkan Asmaul Husna.

Di puncak langit-langit kubah terdapat ornamen kaligrafi berupa shalawat yang terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas. Selain itu di tengah kubah tergantung lampu kristal yang beratnya mencapai 2,7 ton, serupa dengan yang tergantung di Masjid Sultan Oman. Sedangkan di sekeliling kompleks masjid dibangun taman-taman yang indah dengan berbagai jenis pohon dan bunga-bunga beraneka warna.

Menurut pengelolanya, di minggu ketiga setiap bulannya, masyarakat yang datang ke Masjid Dian Al Mahri dapat melakukan zikir bersama, dan mendengarkan taushiyah (nasihat) dari ulama-ulama terkenal seperti KH Zainuddin MZ, KH Yusuf Mansyur, ustad H Jefri Al Buchori dan banyak lagi lainnya, yang akan mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Zikir dan taushiyah dilaksanakan mulai pukul 09.00 hingga 11.30 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan shalat Dzuhur berjamaah.

Khusus bulan Ramadhan 1428 H, minggu ketiga yang jatuh pada tanggal 16 September, zikir dan taushiyah dilaksanakan setelah shalat Ashar menampilkan penceramah DR KH Syarif Rahmat MA. Selama bulan Ramadhan, setiap hari di masjid ini juga diadakan buka puasa bersama, dan pengantar berbuka puasa, serta shalat tarawih.

Kompleks masjid ini juga dilengkapi dengan Gedung Serba Guna untuk tempat istirahat para jamaah sambil menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Jika tidak membawa bekal pun, tak perlu khawatir karena di sana tersedia rumah makan “Sederhana” yang letaknya bersebelahan dengan butik cinderamata dan kios-kios penjual minuman.

Untuk oleh-oleh di kios cinderamata dijual berbagai macam kaos atau t-shirt bergambar Masjid Dian Al Mahri yang dijual antara Rp 30.000 – Rp 45.000. Selain itu banyak dijual baju-baju muslim baik perempuan maupun laki-laki, serta perlengkapan alat shalat seperti mukena, songkok, sajadah dan lain-lain.

Sebagai kenang-kenangan jangan lupa untuk berfoto bersama keluarga dengan latar belakang Masjid Dian Al Mahri yang menjadi kebanggaan masyarakat Depok dan sekitarnya. [Rully Satriadi]