Mencoba Bangkit Setelah Tsunami

Foto-foto: SP/Unggul Wirawan

Para pengunjung menikmati goyangan ombak laut selatan di atas perahu bercadik.

Pantai Pangandaran biasanya ramai dikunjungi pada hari libur atau Sabtu dan Minggu. Meskipun tidak berpasir putih seperti Bali, Pangandaran memiliki pantai yang landai. Pasirnya lembut dan tidak berbatu. Ombak laut selatan juga menjadi salah satu daya tariknya. Di Jawa Barat, kabupaten Ciamis, pantai Pangandaran menjadi primadona pariwisata.

Sebelum tsunami menerjang pada 17 Juli 2006, Pantai Pangandaran mampu menyedot wisatawan hingga dua juta orang per tahun. Dari jumlah wisatawan itu, perputaran uang mencapai ratusan miliar rupiah. Paling tidak, setiap pengunjung rata-rata menginap dua hari. Pangandaran memang menjadi objek wisata andalan setelah Bali.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, jumlah wisatawan Pangandaran pada tahun 2004 mencapai 971.000 orang. Tetapi jumlah itu merosot menjadi 432.000 orang pada tahun 2005. Hingga Juli 2006, jumlah wisatawan hanya tinggal 133.000 orang. Boleh jadi, teror Bom Bali dan tsunami ikut berdampak pada kunjungan wisata.

Kondisi itulah yang menggerakkan Tanoto Foundation (TF) untuk memberdayakan perekonomian masyarakat Pangandaran yang sangat mengandalkan pariwisata. Minggu (11/5),TF bekerja sama dengan Perhimpunan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) meluncurkan Program Pemberdayaan Nelayan Pangandaran (PPNP) sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan warga yang menjadi korban tsunami. Program ini disinergikan dengan potensi pariwisata setempat.

Menyoal kelesuan wisata Pantai Pangandaran, Koordinator Kelompok Studi dan Pengembangan Institusi (KSPI), Bambang Y Sundayana berpendapat wisata Pangandaran masih harus banyak berbenah. Apalagi sejak diterjang tsunami, sektor pariwisata masih belum pulih benar. Di sisi lain, perekonomian masyarakat setempat banyak bergantung pada wisata. Itulah sebabnya, potensi alam dan kemampuan masyarakat setempat harus diberdayakan.

Pangandaran masuk dalam Kabupaten Ciamis. Kecamatan Pangandaran hanyalah salah satu kecamatan dari 30 kecamatan di Ciamis. Dari Bandung, perjalanan ditempuh sejauh 200 km. Dari Ciamis, jarak ke Pangandaran hanya sekitar 85 km. Sementara dari Jakarta, perjalanan menghabiskan waktu sekitar delapan jam. Kendaraan umum pun banyak tersedia dari Jakarta, Bandung dan Ciamis.

Saat SP berkunjung Sabtu (10/5), ke pantai Pangandaran di Desa Pananjung, sisa bencana tsunami hampir tidak terlihat. Namun tidak tampak keriuhan wisatawan di sepanjang jalan. Lampu-lampu di kamar hotel dan losmen tidak banyak yang menyala, tanda tingkat hunian pun berkurang. Menjelang malam, sebagian pengelola warung dan restoran memang tampak sibuk. Tetapi sebagian besar seolah lesu menanti pembeli yang tak kunjung datang.

Biaya penginapan di Pangandaran cukup terjangkau. Saat ini, pengunjung tidak usah khawatir kehabisan kamar hotel atau penginapan. Meskipun tiba larut malam di Pangandaran, berbagai jenis penginapan cukup mudah didapat. Harganya pun cukup bervariasi. Untuk ukuran losmen dan hotel kecil, pengunjung masih bisa mendapatkan kamar dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Bagi kelas kamar menengah, pengunjung cukup membayar Rp 100.000 sampai Rp 250.000. Harga itu bahkan belum termasuk diskon. Jika ingin sedikit lebih nyaman, ada hotel yang menawarkan harga Rp 250.000 lebih untuk satu kamar.

Untuk lokasi penginapan, pengunjung dapat menyesuaikan dengan berbagai pilihan. Kebanyakan penginapan seperti hotel mewah menawarkan pemandangan pantai sebagai daya tarik. Tetapi jika beruntung, pengunjung juga dapat menempati penginapan murah yang juga dekat pantai.

Bagi pengunjung yang hobi berenang sebaiknya memilih hotel yang memiliki kolam renang. Kawasan Pantai Pangandaran tidak memperkenankan pengunjung berenang di pantai. Para peselancar juga harus menaati kode dari penjaga pantai. Meskipun demikian, keamanan wisatawan dijamin oleh pengawasan para penjaga pantai yang selalu siaga.

Menurut Asisten Pembangunan II Kabupaten Ciamis, Chairul Umam, masyarakat dan pelaku industri pariwisata Pangandaran harus berpegang teguh pada Sapta Pesona. Hal itu dimaksudkan agar wisatawan domestik dan asing bersimpatik dengan keramahtamahan Pangandaran.

“Jangan sampai wisatawan yang datang merasa kapok. Keramahtamahan harus dipegang teguh. Demikian juga kebersihan, ketertiban dan keindahan. Kelak, mereka akan tertarik lagi datang ke Pangandaran,” kata Chairul.

Lokasi pedagang souvenir khas pantai tampak sepi. Di tempat itu pengunjung bisa mendapatkan oleh-oleh seperti kalung, gelang, hiasan dinding, bahkan gantungan kunci.

Wisatawan berkeliling pantai dengan sepeda motor roda empat sewaan.

Cukup Lengkap

Fasilitas wisata di Pantai Pangandaran tergolong cukup lengkap. Selain pemandangan pantai, pengunjung dapat menikmati aneka masakan laut di banyak restoran dan rumah makan. Menu santapan dapat dipesan sesuai selera. Mulai dari ikan bakar, kepiting rebus, hingga udang tepung. Kalau pun enggan menyantap seafood, sejumlah restoran menyediakan menu ikan air tawar seperti lele atau gurame. Menu salad dan aneka sayuran olahan juga ditawarkan, termasuk minuman kelapa muda. Namun jika ingin lebih segar dan murni, pelayan harus dipesan agar tidak membubuhkan gula pasir ke dalam kelapa.

Jika gemar berselancar, beberapa penginapan menyediakan penyewaan. Biasanya, olahraga ombak ini lebih digemari turis-turis asing. Fasilitas lain yang mungkin bisa dipilih adalah sepeda santai. Beberapa tempat penyewaan sepeda santai tersedia di sepanjang pantai. Modelnya pun bisa dipilih, termasuk sepeda tandem.

Seandainya enggan mengayuh pedal, pengunjung juga bisa menyewa motor roda empat sebagai pilihan transportasi. Lokasi penyewaan dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang jalan. Harga sewa cukup bervariasi, mulai Rp 35.000- Rp 50.000 per jam sesuai model dan ukuran. Motor roda empat yang bisa ditumpangi dua orang ini boleh melintas di hamparan pasir lembut pantai Pangandaran. Kalau pergi bersama keluarga, ada baiknya menikmati pemandangan pantai dengan naik delman.

Penggemar wisata laut sejati tentu tidak akan melewatkan kesempatan berkeliling lewat laut. Para pengunjung dapat menikmati goyangan ombak laut selatan di atas perahu bercadik. Jika ombak sedang tenang, wisatawan dapat menyaksikan keindahan pemandangan pantai dan tebing-tebing dari atas perahu.

“Perahu wisata itu sebenarnya adalah perahu nelayan yang dimodifikasi dengan tenda, agar wisatawan tidak kepanasan. Satu perahu bisa menampung sekitar delapan orang. Jika tidak melaut, nelayan biasanya akan membawa penumpang menyusuri pesisir,” ujar Widya, warga setempat yang juga aktivis Perhimpunan Nelayan Pangandaran.

Pantai Pangandaran terbagi atas beberapa kawasan wisata. Sesaat setelah masuk ke gerbang Pangandaran, pengunjung segera menginjak kawasan wisata Pantai Barat Pangandaran. Tetapi ada juga kawasan Pantai Timur Pangandaran yang tak kalah menarik. Waktu tempuhnya hanya 10 menit jika menggunakan sepeda. Di Pantai Timur, pengunjung bisa mendatangi Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tempat tersebut menjadi pusat jual beli ikan hasil tangkapan nelayan Pangandaran yang diturunkan langsung dari perahunya.

Sambil menikmati pemandangan pantai, pengunjung juga bisa berbelanja oleh-oleh dari pedagang souvenir khas pantai, seperti:kalung, gelang, hiasan dinding, bahkan gantungan kunci.

Berbagai kerajinan yang terbuat dari pasir, kerang, atau binatang laut dapat dibeli dengan harga bersaing. Untuk satu hiasan meja dari kerang dan pasir, pengunjung dapat memperolehnya dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 100.000. Di Ciamis, suvenir pajangan asal Pangandaran seharga Rp 50.000 malah dijual dengan harga Rp 95.000.

Di sepanjang pantai, pengunjung dapat membeli oleh-oleh khas Pangandaran. Ibu-ibu warga setempat biasa menjajakan ikan asin hasil industri rumah tangga. Meskipun tidak dijamin Depkes, ikan asin mereka tergolong cukup higienis. Pengolahannya dilakukan secara tradisional dengan penjemuran alami di bawah terik matahari, tanpa bahan pengawet seperti formalin. Produk ini tersedia beraneka ragam seperti terasi, ikan teri asin, jambal roti, udang rebon dan ikan gabus asin.

Keistimewaan Pantai Pangandaran pantai pasir Pangandaran yang terhampar memanjang tampak lebih indah dan asli karena tidak terlihat kios-kios pedagang kaki lima dan kafe-kafe. Pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam dari tempat yang sama. Pantai Pangandaran menarik karena landai dengan laut yang jernih. Tenggang waktu antara pasang dengan surut yang relatif lama sehingga memungkinkan orang untuk bermain-main di pantai. [SP/Unggul Wirawan]