Wana Wisata Cangkuang

Wana Wisata Cangkuang

Lokasi wana wisata Cangkuang berada di desa Cidahu Kabupaten Sukabumi, kurang lebih 12 Km dari pinggir jalan Raya Sukabumi. Dilengkapi beberapa penginapan dua lantai berjajar ke atas dengan fasilitas lengkap. Dari teras penginapan dapat dilihat pesona Gunung Salak diantara hamparan sawah-sawah bertingkat.

Jalan setapak 4 km dari Penginapan, membawa Anda ke salah satu obyek wisata yang menakjubkan, yaitu Kawah Ratu seluas 30 hektar. Di dalamnya mengalir air panas dan dingin. Terdapat letupan sumber air panas, menyembur seperti air mendidih. Begitu juga asap tebal putih keluar dari sela batu-batu kawah berwarna hitam.

Selain itu terdapat pula Curug Dua Unak, obyek wisata yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi selain Kawah Ratu. Lokasinya berjarak 2 km dari penginapan. Selain itu, Anda dapat juga menikmati jernihnya air Curug Sawer, Curug Aul, Curug Supit yang masing-masing berjarak 1 km dari penginapan dengan jalan setapak yang menurun.

Pondok Cangkuang

Ternyata wana wisata alam yang dikelola Perum Perhutani bukan sekadar tempat berkemah anak muda. Di Wana Wisata Alam Cangkuang terdapat fasilitas penginapan. Ada kamar-kamar, dan juga ada vila-vila. Vila sendiri lengkap dengan perabot rumah tangga hingga sesuai bagi acara akhir pekan keluarga.

Sebetulnya fasilitas penginapan yang tersedia di kawasan hutan rekreasi sekaligus hutan lindung untuk kalangan sendiri. Fasilitas ini ditujukan untuk ruang rapat dan ruang konferensi yang tentunya diutamakan bagi pemanfaatan sendiri Perhutani maupun Departemen Kehutanan. Namun untuk efisiensi, karena tidak setiap hari ada rapat, maka fasilitas ini disewakan untuk umum.
Ruang konferensi yang tersedia dapat menampung hingga 80 orang dan yang terkecil sekitar 24 orang. Ruang rapat lain yang memuat 40 hingga 60 peserta diberi nama Beringin. Sedangkan yang lebih besar, anehnya diberi nama Cantigi, pohon yang lebih kecil dibandingkan beringin. Ruang rapat terkecil tidak diberi nama tanaman, sederhana saja ruang rapat Executive.

Penginapan yang disediakan semua diberi nama tumbuhan. Terdapat tiga wisma yang memiliki ruang tamu, tiga kamar tidur dan dua kamar mandi. Ketiganya diberi nama Damar, Jati dan Pinus. Sedangkan wisma yang lebih kecil diberi nama Sonokeling, Mahoni – Puspa, Saminten – Jamuju serta Kesambi dan Kaliandra. Nama berpasangan karena merupakan duplex dua rumah yang menempel jadi satu. Sedangkan kamar-kamar tersendiri yang bisa diisi sampai tiga orang terletak dalam bangunan utama yang juga memuat ruang-ruang rapat. Ada tiga kamar yang juga memakai nama Albasia, Sungkai dan Khaya.
Semua tempat penginapan ini memiliki kisaran harga Rp 891.250,- yang termahal untuk wisma tiga kamar pada malam hari Libur Nasional. Sedang yang termurah seharga Rp115.000,- untuk satu kamar pada malam hari biasa.
Keistimewaan wisma Wana Wisata Cangkuang bukan pada penginapannya. Jika dibanding hotel atau resor tentunya tidak setara. Fasilitas penginapan tidak seberapa terpelihara. Bangunan yang baru beberapa tahun saja, sudah retak dan dipenuhi sarang serangga. Fasilitas hiburan pun biasa saja, hanya televisi. Bahkan standar resor berbintang seperti penyejuk udara tidak tersedia.
Sebetulnya ini bisa dimaklumi. Keistimeewan Wana Wisata Cangkuang ada pada lokasinya. Ia berada di batas hutan alam dan di dalam hutan lindung. Ketinggiannya mencapai 1.000 lebih. Udara pun nyaman sejuk tanpa AC. Dan keberadaan sarang laba di sekitar rumah, tentu karena kedekatannya dengan alam di sana.
Memang kompleks penginapan Wana Wisata Cangkuang membanggakan fasilitas kegiatan alam terbukanya. Ada hutan lindung seluas empat kilometer persegi. Sedangkan hutan alamnya menyelimuti kaki Gunung Salak. Ada dua jalur hiking dalam kawasan ini. Pertama ke Kawah Ratu sejauh 3,5 kilometer dan lainnya ke air terjun sejauh dua kilometer.
Di sekitar rumah pun tersedia lapangan yang bisa dimanfaatkan untuk tempat berkemah. Anggota keluarga yang kecil dan masih ingin bertualang dapat menginap di tenda, namun tenda harus bawa sendiri. Sedangkan di kawasan hutan lindung sendiri tersedia empat areal berkemah. Ada yang di dalam hutan dan lainnya di tepi punggungan dengan pemandangan terbuka ke lembah antara Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango.
Atraksi utama kawasan ini adalah Kawah Ratu. Kekuatan alam yang telanjang bisa disaksikan di sana. Kekuatan yang dimanfaatkan sebagai enerji pembangkit listrik. Bahkan masyarakat lokal pun mengakui kekuatan ini dengan kerap menaruh sesaji di sekitar kawah. Hanya saja jalur menuju ke sana melalui jalan setapak di tengah hutan. Bisa untuk keluarga tetapi jika membawa anak balita membutuhkan ransel penggendong bayi dan pakaian antihujan. Siapkan waktu tempuh hingga lima jam untuk pulang pergi. Dan tentunya bekal makanan yang cukup serta pakaian hangat.
Kawasan Wana Wisata Cangkuang ini berada pada ketinggian 1.300 hingga 2.000 meter dari permukaan laut. Suhu udara pun mengikuti pegunungan karena antara 18 hingga 20 derajat Celsius. Curah hujan pun tinggi 3.900 – 4.500 milimeter per tahun. Ini artinya setiap hari bisa saja hujan gerimis kecil, dan jika musimnya hujan pun datang terus-menerus dengan deras. Dan itulah mengapa kegiatan di fasilitas alam terbukanya harus ditenggarai seakan mendaki gunung saja.
Menuju ke Wana Wisata Cangkuang bukan perkara sulit. Jalan aspal tergelar hingga car port masing-masing wisma. Dan menuju ke sana tinggal mengikuti penunjuk jalan besar arah Javana Spa. Kompleks wisma Perum Perhutani terletak di seberang resor spa terkemuka ini. Dari kawasan penginapan bisa menengok lapangan dan kompleks bangunan Javana Spa.
Terletak di desa Cidahu yang merupakan jalan menyamping dari jalur utama Ciawi-Sukabumi. Masuk ke areal ini setelah pasar Cicurug yang mudah sekali menandainya karena selalu macet. Belok ke arah Cangkuang ditandai tadi dengan papan penunjuk berukuran besar ke Javana Spa. Cara lain adalah menanyakan kompleks pembotolan untuk minuman mineral Aqua. Setelah masuk jalur ini ikuti saja jalan aspal yang terbaik. Namun hati-hati karena beberapa tanjakan memiliki gradien yang di atas 45 derajat. Mobil harus ekstra kerja keras untuk dapat mendaki.
Kejanggalan lain yang ada adalah selama melalui jalur Cicurug ke Cangkuang ini biasanya kita dua kali diberhentikan. Pertama di terminal angkot di mana petugas hansip meminta retribusi untuk kawasan wisata. Kedua ketika mulai masuk hutan lindung di mana petugas Perum Perhutani pun menarik karcis masuk. Padahal jika menginap di wisma dengan harga ratusan ribu, karcis yang hanya berharga ribuan itu tentunya bisa dimasukkan dalam keseluruhan tarif. Dan pengunjung pun akan merasa sebagai komplimen atau bahkan sebagai suatu keistimewaan. Tokh dalam bisnis perhotelan, pemasukan yang besar datang dari mereka yang datang kembali.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
Desa Cidahu Kabupaten Sukabumi
KPH Sukabumi: Jl. R Martadinata 27, Sukabumi
Phone: 0266- 221560 Fax. 0266-226045