Semula kawasan ini tempat peristirahatan para ahli geologi Belanda. Sekarang, keindahan alam dan kesejukan udara Kaliurang dapat dinikmati siapapun.

Beberapa ahli geologi Belanda yang bermukim di Yogyakarta, melakukan ekspedisi ke arah utara kota. Ekspedisi dilakukan untuk mencari daerah berudara sejuk yang akan dijadikan lokasi tetirah.

Setelah melakukan perjalanan melelahkan, meneer-meneer itu akhirnya sampai di lereng selatan Gunung Merapi. Disekitar ketinggian 900 di atas permukaan laut, mereka menyaksikan pemandangan alam yang menakjubkan.

Lukisan alam membentang dengan hamparan pepohonan nan menghijau. Kawasan ini akhirnya disepakati akan dijadikan sebagai lokasi peristirahatan dan tempat berlibur keluarga mereka.

Perjalanan sekelompok ahli geologi itu dilakukan sekitar awal abad ke-19. Kawasan yang dikenal dengan nama Kaliurang itu kemudian dibangun, berbagai sarana pendukung tempat peristirahatan pun didirikan.

Orang-orang Belanda mengawalinya dengan membangun 30 bungalo pribadi. Selain membangun bungalo, fasilitas lainnya pun dibangun. Akses jalan ke tempat-tempat yang memiliki sudut pandang menarik di sekitar kawasan dibuka. Inilah awal wilayah Kaliurang menjadi destinasi kawasan wisata.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kompleks peristirahatan ini ditinggalkan para pemiliknya. Bungalo-bungalo kemudian berpindah tangan kepada orang-orang pribumi.

Dua tahun berselang, tepatnya 13 Januari 1948, kawasan Kaliurang dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan antara pemerintah Indonesia dan Komisi Tiga Negara (KTN). Perundingan lni menghasilkan sebuah kesepakatan yang disebut Notulen Kaliurang.

Sekarang, Kaliurang telah menjadi salah satu destinasi liburan utama di Provinsi Yogyakarta. Dengan pemandangan alam yang memukau dan udara yang sejuk, berkisar antara 20-25 derajat Celcius, kawasan menjadi tempat cocok sebagai lokasi beristirahat, berlibur dan melepas lelah.

Satu yang tak pernah berubah, Kaliurang merupakan lokasi tepat sebagai tempat wisata keluarga. Dalam kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Sleman ini terdapat sebuah taman rekreasi seluas 10.000 meter persegi. Taman ini cukup ideal sebagai lokasi berlibur bersama keluarga tercinta. Anak-anak dapat leluasa berlarian atau bermain.

Jika belum puas, lanjutkan perjalanan menuju ke arah timur laut, sekitar 300 meter dari lokasi taman, terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Taman ini dilengkapi dengan fasilitas kolam renang mini yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan, di antara kerimbunan pohon.

Bila ingin menikmati pemandangan Kaliurang secara menyeluruh, bisa berkeliling menggunakan kereta kelinci. Kendaraan ini biasa mangkal di depan taman wisata yang banyak terdapat dengan kios-kios penjaja makanan. Kereta yang biasa di sebut Sepoer akan mengajak berkeliling Kaliurang dari sisi timur ke barat. Melewati gardu pandang, dalam kondisi cuaca cerah pemandangan gunung merapi yang memukau akan tersaji secara jelas.

Bagi yang tertarik memantau Gunung Merapi bisa memanfaatkan menara pandang yang disediakan di sisi barat kawasan ini, pengunjung juga bisa menyewa teropong agar lebih dekat dan jelas memantau gunung yang terkenal masih aktif ini.

Suasanan malam hari disini tak kalah menarik, sejuknya angin dan heningnya malam akan menjadi teman yang cocok bagi yang tengah mencari kedamaian. Beragam tempat penginapan bisa dipilih, mulai kelas wisma hingga hotel berbintang di Kaliurang.

Berkunjung ke Kaliurang tak hanya bisa menikmati alam, pengunjung pun bisa berwisata budaya di Museum Ullen Sentalu. Museum yang dibuka Maret 1997 ini memiliki koleksi benda-benda yang kaya dengan unsur seni budaya.

Awalnya, museum yang pendiriannya diprakarsai Keluarga Haryono di bawah Yayasan Ulateng Blencong ini didedikasikan untuk melindungi dan menyelamatkan karya-karya batik kuno yang banyak diburu kolektor asing.

Selain mengoleksi benda yang berkaitan dengan batik, museum ini banyak menyimpan koleksi yang berhubungan dengan sejarah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Koleksi yang bisa disaksikan antara lain foto-foto kuno bangsawan jawa, lukisan tiga dimensi karya Raden Saleh. Selain kaya akan koleksi benda bernilai tinggi, Ulen Sentallu juga memiliki arsitektur yang unik, sebagian besar bangunannya berada di bawah tanah.

Museum ini sering pula menyelenggarakan workshop yang berkaitan dengan seni budaya Mataram, karya lukis, arsitektur indis-jawa, wisata budaya, outbond, juga penyelenggaraan pameran.

Sebelum pulang, sebaiknya sempatkan untuk membeli buah tangan di kios-kios yang ada disekitar kawasan wisata ini, salah satu buah tangan terkenal adalah tempe bacem dan jadah (kudapan khas yang terbuat dari ketan dan parutan kelapa).

Sumber: Majalah Travel Club