Tak perlu repot-repot tebar pesona, alam memang sudah melukiskan tebaran panorama yang memesona di Raja Ampat. Kawasan di Papua Barat ini menyuguhkan terumbu karang nan luas dan indah, lengkap dengan biota laut yang komplet. Belum lagi burung-burung cantik di daerah hutannya, dan tentu saja kebersahajaan masyarakatnya.

Kekaguman berkali-kali pada ekspresi wajah cantik Nadine Chandrawinaa sewaktu bercerita tentang pengalamannya menyelam di Raja Ampat. Bagi Putri Indonesia 2005 ini panorama bawah laut di Raja Ampat adalah yang terbaik di dunia.

Penilaiannya memang sangat tidak berlebihan ketika GHS baru-baru ini sempat merasakan sendiri kecantikan alam bawah laut di Raja Ampat. Pantas saja kebanyakan orang yang tergila-gila pada dunia selam, merasa belum “hidup” kalau belum menyelami lautan di Papua Barat ini.

Surga penyelam

Kebanyakan orang mungkin masih membayangkan Papua dengan kebudayaannya yang sederhana. Begitu mendengar kata Papua, yang terlintas biasanya koteka yang unik, tas tradisional noken, lalu sumber daya alamnya yang melimpah seperti emas, perak, tembaga, dan kayu gaharu. Kekayaan Papua tentu saja jauh lebih banyak dari itu.

Bagi para pencinta dunia bawah laut, Papua adalah surga penyelaman yang menyajikan kekayaan biota laut yang mengagumkan. Tak salah Nadine dan banyak penyelam yang lain selalu terkagum-kagum bila bertutur tentang keindahan alam yang disuguhkan di pulau kepala burung ini. Penggemar snorkeling dan diving memang dijamin tidak akan kecewa. Sebaliknya, mereka bakal terpanggil untuk datang dan datang lagi.

Hasil survey Conservation International (CI) yang dilakukan tahun 2001 dan 2002 pun menyatakan, kawasan ini memiliki setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang. Belum lagi berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur. Beberapa spesies koral baru juga bisa ditemukan di sini.

Sebetulnya tak hanya penyelam yang bisa mendapatkan kepuasan tamasya di Raja Ampat. Untuk penggemar memancing, di sini bisa dibilang surga. Begitu berlimpah ikan yang bisa menjadi sasaran, sampai-sampai mata pancing tak bisa beristirahat.

Anda yang tidak tertarik menyelam, hamparan laut biru yang membiaskan keindahan langit, taburan pasir putih yang memancarkan kilaunya bagaikan mutiara, bisa dinikmati. Selain itu, masih ada gugusan pulau-pulau yang memesona dan flora serta fauna unik seperti cenderawasih merah, cenderawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis bunga anggrek.

Tarian cenderawasih

Kampung-kampung wisata juga bertebaran di Raja Ampat. Datang saja ke Kampung Arborek yang dikenal sebagai pulau dengan penduduk yang ramah. Di sini Anda bisa belanja oleh-oleh berupa noken (tas khas Papua) dan topi yang terbuat dari anyaman daun pandan.

Ada juga kampung Sauwandarek yang eksotik dan tertata rapi. Kita dapat menemukan kegiatan menarik di pulau, pantai, maupun lautnya. Anda harus snorkeling atau diving di sini atau akan menyesal bila dilewati. Kalau tak suka menyelam, di dermaga kita juga bisa melihat barisan bebek laut yang berenang di pantai.

Untuk menyaksikan langsung maskot asli Papua, apalagi kalau bukan cenderawasih, datanglah ke kampung Sawinggrai. Dengan mendaki bukit Manjai, kita akan mendapati sebuah gubuk beratap ilalang tempat menikmati tarian Cenderawasih. Kita juga bisa menikmati keindahan matahari terbenam (sunset) atau terbitnya sang mentari (sunrise) sambil memberi makan ikan di dermaga.

Terasa sensasi yang menyenangkan ketika tangan yang penuh makanan ini dicelupkan ke air dan ikan-ikan pun berebut menghampiri. Jika beruntung Anda akan menjumpai hiu bodoh (walking shark) yang sangat langka sedang berjalan dengan menggunakan siripnya di pantai.

Ingin menemukan aktivitas burung yang lebih banyak lagi? Datanglah ke kampung wisata Yenwaupnor. Di sini Anda bisa menyaksikan aktivitas burung beo, pekakak, elang, enggang, lorikeets, atau parkit yang memiliki bulu-bulu berwarna-warni bagai pelangi.

Masih ada lagi kampung Yenbuba, yang memiliki penduduk paling sedikit daripada kampung wisata lainnya. Pesona hamparan pasirnya hingga deretan karangnya hampir selalu menjadi magnet bagi para wisatawan yang mendambakan ketenangan dan kesunyian sebuah pulau surgawi. Di sini tersebar gugusan karang yang terhampar luas dan dapat dinikmati dengan snorkeling saja.

Pin tanda masuk

Di kawasan wisata Raja Ampat, para wisatawan dapat memperoleh fasilitas yang memadai di beberapa resor yang ada, seperti di Pulau Kri, Waigeo, Mansuar, serta Misool. Beberapa resor menetapkan harga relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas lengkap. Wisatawan dengan biaya terbatas juga dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah di daerah Waisai, ibu kota Raja Ampat.

Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antarpulau dan penunjang kegiatan masyarakat adalah angkutan laut. Luas wilayahnya lebih kurang 46.000 kilometer persegi. Sekitar 85 persen merupakan luas laut. Sisanya, sekitar 6.000 kilometer persegi, merupakan daratan.

Kabupaten ini memiliki 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo, merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau, hanya 35 pulau yang berpenghuni. Pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.

Untuk berkeliling pulau yang diinginkan, kita dapat menyewa speedboat kapasitas 10 orang dengan harga Rp 3-5 juta per 8 jam, tergantung kepandaian kita menawar. Kita juga bisa mengambil paket wisata.

Untuk masuk ke kawasan Raja Ampat, setiap orang harus membayar biaya masuk sebesar Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 500 ribu untuk wisatawan dari mancanegara. Sebuah pin bulat yang berfungsi seperti identitas ini akan kita terima, setelah membayar biaya tersebut.

Uniknya, pin ini berlaku untuk satu tahun, sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Jadi jika dalam satu tahun itu kita bolak-balik mengunjungi Raja Ampat, hanya perlu membayar biaya masuk satu kali saja. Tentu saja pin tadi tidak boleh hilang dan harus kita kenakan sebagai tanda pengenal.

Sumber: Senior