tugu-khatulistiwa-pontianakPONTIANAK – Salah satu objek wisata yang cukup menarik di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, adalah Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument.

Pada tengah hari setiap tanggal 21-23 Maret dan 23 September, para pengunjung selalu disuguhi pemandangan yang sangat menarik. Benda-benda tegak yang berada di sekitar Tugu Khatulistiwa tidak mempunyai bayangan (tanpa bayangan).
Hal tersebut menunjukkan bahwa Tugu Khatulistiwa di Pontianak terletak tepat pada garis lintang nol derajat. Maka wajarlah kalau setiap tanggal 21-23 Maret dan 23 September, wisatawan dalam dan luar negeri selalu memadati Tugu Khatulistiwa. Pemerintah Kota Pontianak sendiri selalu menyuguhkan berbagai acara demi lebih menarik minat wisatawan.
Wali Kota Pontianak Sutarmidji kepada SH menuturkan, tempat wisata Tugu Khatulistiwa memang tidak ada duanya di Kalimantan. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik minat pengunjung. Kota Pontianak memiliki luas 107,82 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 514.622. Jumlah angkatan kerja 238.576 orang, dan sebanyak 207.344 orang sudah terserap sehingga tingkat pengangguran terbuka sekitar 31.232 jiwa.
Jika berkunjung ke Tugu Khatulistiwa, wisatawan dapat membeli berbagai suvenir, baik berupa miniatur tugu maupun baju kaus bergambar Tugu Khatulistiwa. Sebagai suvenir, harga miniatur Tugu Khatulistiwa cukup terjangkau, hanya Rp 30.000. Tugu Khatulistiwa berada di dalam ruangan besar yang dilengkapi alat pendingin ruangan selama 24 jam. Berbagai relief di dinding melukiskan Kota Pontianak tempo dulu.
Setiap pengunjung akan dihadiahi sertifikat dari Dinas Pariwisata Pontianak yang bisa dipakai sebagai kenang-kenangan bahwa mereka telah menginjakkan kaki di Tugu Khatulistiwa. Berdasarkan catatan tahun 1941 dari V en V oleh Opsiter Wiese dan dikutip dari Bidjragentot de Georgraphe dari Chep Van den topographen dien in Nederlandsch Indie: Den 31 Sten Maart 1928 telah datang di Pontianak. Salah satu tim ekspedisi international yang dipimpin oleh seorang ahli Geographie berkebangsaan Belanda, untuk menentukan titik/tonggak garis equator di Kota Pontianak.

Terus Direnovasi
Tugu pertama dibangun tahun 1928, kemudian disempurnakan pada tahun 1930, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan tanda panah. Tahun 1938, tugu kembali disempurnakan oleh Opsiter Architerch Silaban, mencakup empat tonggak kayu ulin (belian) berdiamater 0,30 meter.
Tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dari permukaan tanah dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah setinggi 4,40 meter.
Terakhir, pada tahun 1990 Tugu Khatulistiwa dipugar secara besar-besaran, menjadi berukuran lima kali lebih besar dari tugu asli. Bangunan mencakup dua tonggak bagian depan yang berdiameter 1,5 meter dan ketinggian 15,25 meter dari permukaan tanah.
Sementara itu, dua tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah berdiameter 1,5 meter dengan ketinggian 22 meter dari permukaan tanah. Panjang anak panah petunjuk arah 10,75 meter. Bangunan Tugu Khatulistiwa yang asli masih tersimpan utuh di dalam bangunan tugu besar.