Kegiatan “outbound”, yaitu permainan Cargo net, titian ban, dan jembatan goyang.

foto-foto:Hendro Situmorang

Kebun bunga yang mengitari salah satu vila.

Bosan dengan ritual macet tiap akhir pekan menuju kawasan Puncak? Padahal, ini semua karena ingin menikmati udara segar dan lepas dari kehirukpikukan Jakarta. Macet menuju Puncak? Cobalah mengitari kawasan Ciawi Bogor.

Menyusuri Jalan Raya Tapos, Ciawi, kita akan menemui beberapa vila dan rumah peristirahatan. Satu di antaranya, yakni Rumah Jambuluwuk. Cukup singkat perjalanan menuju rumah peristirahatan. Dari Jakarta hanya memakan waktu satu jam. Keluar pintu tol Ciawi, belok ke kiri dan Anda terbebas kemacetan lalu lintas menuju Sukabumi yang juga keluar dari pintu tol Ciawi.

Lokasinya memang cukup strategis, mudah dilalui dari arah mana saja dan ada beberapa pilihan jalan alternatif. Bisa dari jalan tol Jagorawi, keluar pintu tol Ciawi, atau menyusuri Jalan Raya Tajur Bogor.

Saat tiba di tempat yang dituju, suasana cukup menjanjikan. Hawa dingin dan udara yang sejuk, langsung menyambut pengunjung. Rumah Jambuluwuk terdiri dari beberapa vila dan memberikan panorama yang indah. Pemandangan ala Puncak, juga didapatkan di sini.

Apalagi, vila-vila itu berbentuk bangunan tradisional yang merepresentasikan beberapa rumah khas beberapa provinsi di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Sudah begitu, kontur tanah di rumah peristirahatan tersebut, juga naik turun sehingga memberikan variasi.

Rumah Jambuluwuk memiliki 15 vila yang tersebar di lahan seluas tiga hektare dan dibagi menjadi tiga bagian, yakni vila VVIP, vila 4 bedroom, dan vila 3 bedroom. Vila Jakarta merupakan vila yang termahal dan istimewa (VVIP). Hal itu disebabkan lokasinya yang paling tinggi di antara vila-vila lainnya, sehingga dapat menyaksikan pemandangan alam yang indah, yang mengepung Rumah Jambuluwuk.

Selain itu, vila ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti 4 kamar yang luas, 4 kamar mandi, AC, dapur dan perlengkapannya, meja makan, kamar tamu yang luas, serta kamar eksklusif untuk rapat. Yang membuat vila itu menjadi spesial adalah adanya kolam renang pribadi yang bisa langsung melihat alam pegunungan. Untuk harga sewanya adalah Rp 3 juta semalam, dengan mendapatkan sarapan pagi untuk 8 orang.

Sementara itu, untuk vila 4 bedroom bisa dihuni delapan orang, terdiri dari vila Kutai yang berharga Rp 2 juta. Sedangkan vila lainnya yakni Makassar, Toba, Palembang, dan Surabaya berharga Rp1.750.000. Berbeda dengan vila 3 bedroom yang bisa berpenghuni enam orang. Tempat terbagi atas vila Padang, Aceh, Papua, Parahyangan, dan Riau senilai Rp 1.250.000. Vila 3 bedroom lainnya Jogja, Bali, Lombok, dan Toraja berharga Rp 1 juta.

Menurut pengelola Rumah Jambuluwuk, Mella, keistimewaan dari semua kamar yang tersedia adalah memiliki dapur beserta perlengkapan masak. Dengan begitu, pengunjung yang membawa bahan makanan, bisa memasaknya sendiri di tempat yang telah tersedia. Tentunya, suasana akan menjadi ramai dan semakin akrab dengan kehadiran televisi.

Tentang pemberian nama daerah untuk setiap vila, dia mengatakan,”Kami memang sengaja memilih nama-nama daerah, agar pengunjung bisa menentukan pilihannya dan merasa nyaman berada di dalamnya. Vila didesain khusus sesuai dengan daerahnya dan memberikan ciri khas masing-masing, misalnya kain, patung, ukiran, dan lukisan. Apabila Anda berada di lantai dua vila, dapat melihat Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak,” kata Mella kepada SP di Bogor, baru-baru ini.

Pemandangan dilihat dari lantai dua vila, terdapat pegunungan.

Vila yang memiliki pekarangan.

Permainan Alam

Sementara itu, Zulham salah satu pengunjung yang menginap di vila Toraja merasa senang dengan situasi di sekitarnya. Ia bisa ngadem di luar ataupun di dalam kamar. Saat mandi tidak perlu takut kedinginan, karena ada air hangatnya.

Tidak lengkap rasanya bila Rumah Jambuluwuk hanya menjadi tempat istirahat dan melepas lelah. Program unggulannya adalah permainan alam yang sekaligus menguji keberanian dan nyali seseorang.

Jenis permainan (outbound) yang ditawarkan itu, antara lain berupa games yang terdiri dari empat macam, yaitu flying fox (Rp 50.000), high popes (Rp 50.000), wall climbing (Rp 30.000) dan flying fox kids (Rp 15.000). Namun, ada harga khusus bila memainkan flying fox dan high popes sekaligus, yaitu Rp 80.000. Kalau ditambah dengan wall climbing menjadi Rp 110.000.

Tentunya kegiatan outbound itu, dapat membangkitkan adrenalin bagi yang mencobanya. Permainan akan lebih seru, bila dimulai dari high popes yang terdiri dari cargo net dan titian ban, jembatan goyang, dan burma bridge. Setelah melewati itu, langkah selanjutnya adalah flying fox yang panjangnya mencapai 100 meter dan Anda bisa berteriak sepuas-puasnya.

Keunggulan lainnya adalah setiap vila memiliki halaman masing-masing. Ada halaman khusus yang disediakan untuk umum dan siapa pun boleh menggunakannya. Rumah Jambuluwuk mempunyai tiga halaman berumput seluas 600 meter dan 300 meter, yang berada di area terbuka. Halaman yang paling luas adalah ukuran 1.000 meter dengan bentangan rumput yang hijau, cocok untuk berbagai acara.

Agar petualangan semakin seru, sebaiknya mencoba untuk memancing ikan. Jangan takut bila tidak membawa pancingan, sebab Rumah Jambuluwuk menjual alat pancing seharga Rp10.000. Hasil tangkapan seperti ikan nila dan mujair, bisa langsung dimasak sendiri atau apabila tidak mau repot, bisa dimasakkan oleh pihak pengelola. Permainan lainnya adalah bilyar, tenis meja, badminton, karaoke, dan kolam renang ukuran 9 x 5 meter.

Pada malam hari, peserta rombongan bisa menyewa organ tunggal dan peralatannya, untuk menghiasi dan menghidupkan suasana malam. Bisa juga peralatan seperti keyboard atau full band dibawa sendiri. Situasi akan semakin meriah, dengan adanya api unggun yang menerangi lingkungan sekitar. Sedangkan untuk makanan, Kafe de Jambu rumah peristirahatan ini, juga menyediakan aneka menu yang bisa diantar ke vila masing-masing. [Hendro Situmorang]