BANDUNG–Keindahan Kota Bandung dan pesona alam banyak daerah di wilayah Priangan tampaknya tidak pernah tenggelam kendati di saat musim penghujan memasuki akhir tahun seperti sepanjang November 2008. Ciwidey adalah salah satunya. Daerah ini merupakan sebuah kawasan yang banyak memiliki objek wisata alam tetap menarik dan bahkan memiliki pesona lain yang bisa dilihat pada musim penghujan.
Dari banyak objek wisata di Ciwidey, sekitar 40 kilometer selatan Kota Bandung yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada bagian paling atas pendakian terdapat Situ Patenggang berupa danau di sisi bukit kebun teh menyediakan perahu untuk pengunjung yang ingin berkeliling situ dengan air tenang dan bening. Para pengunjung hanya beberapa saat mendayung perahu seolah sudah “tertelan” kabut embun yang hanya ada pada saat musim penghujan.
Setiap orang pengunjung yang ingin berkeliling naik perahu cukup membayar Rp 15 ribu dengan bersama pengunjung lainnya bisa melihat pemandangan di dasar Situ Patenggang yang berhawa sejuk sambil menikmati minuman khas bandrek penghangat tubuh.
Pada dataran tinggi Situ Patenggang terdapat villa yang bisa disewa untuk rombongan yang perlu menginap dari tarif Rp800 ribu/malam dengan tiga kamar, sebuah villa pada bagian atas hanya Rp400 ribu/malam juga dengan tiga kamar, dan villa lainnya.
Menurut pengelola villa di kawasan tersebut, sudah banyak orang dari Jakarta, Bandung dan kota lainnya di Indonesia yang menjajaki untuk sewa villa menghabiskan hari libur akhir tahun.
Seorang wartawan senior di Bandung, Her Suganda dalam buku “Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas” bercerita banyak tentang keindahan Pariangan, termasuk petunjuk mendatangi kawasan Ciwidey. Untuk menjangkau kawasan wisata Ciwidey bisa melewati pintu tol Kopo, Sayati, Soreang.
Selain Gunung Patuha, Ciwidey memiliki beberapa tempat yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan berupa Perkebunan Teh Gambung, Punceking, Perkebunan Teh Patuha, Pemandian Air Panas Cimanggu, Wanawisata Ranca Upas, Agrowisata Walini dan Rancasuni.
Perkebunan Teh Gambung terletak pada ruas jalan Soreang-Ciwidey kemudian memasuki jalan menuju Balai Penelitian Teh dan Kina (BPTK) Gambung. Di tempat ini terdapat makam Ir. Rudolf Kerkhoven, salah seorang pionir Preanger Planters.
Adapun Punceling merupakan wanawisata seluas tiga hektare, berupa hutan alam dan hutan Eucalypus yang biasa dijadikan tempat kegiatan wisata lintas alam dan sumber air panas. Letaknya tidak jauh dari Kawah Putih.
Perkebunan Teh Patuha bisa ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih satu jam dari Kawah Putih. Udaranya sejuk dengan pemandangan indah. Selain bisa melihat Kawas Saat di Gunung Patuha, dari perkebunan ini bisa terlihat keindahan Situ Patenggang.
Pemandian air panas Cimanggu, dibangun di atas lahan lima hektare pada tahun 1987 dan merupakan pemandian air panas yang dilengkapi dengan kolam pemandian terbuka, kamar-kamar pemandian tertutup, dan villa.
Wanawisata Ranca Upas, merupakan wanawisata yang dibangun di atas lahan seluas 14,5 hektare. Sekitar 10 Ha di antaranya merupakan hutan biasa yang dimanfaatkan untuk lintas alam dan lapangan terbuka untuk berkemah, 4,5 Ha tempat penangkaran rusa (Cervus timorensis).
Melalui shelter yang dibangun pada pintu masuk, pengunjung bisa menikmati sepuas-puasnya perilaku rusa dan rusa bisa dipanggil melalui lengkingan suara pawang.
Agrowisata Walini dan Rancasuni, selain merupakan perkebunan teh, agrowisata ini memiliki fasilitas kolam renang air panas, villa, dan cottage.
Adapun makanan khas Ciwidey berupa kalua dan sonco dengan bahan baku dari kulit jeruk bali yang kemudian dicampur gula dan diberi zat pewarna agar menarik. Selin itu juga ada minuman khas bandrek banyak dijajakan di kios-kios yang terdapat di kiri-kanan jalan tidak jauh dari Pasar Ciwidey.
Pesona lain dari Ciwidey berupa buah stroberi segar dengan cara memetik sendiri dari kebun, banyak ditawarkan para petani di sepanjang jalan Desa Alam Endah, ada juga dijadikan dodol yang dikemas dalam dus kecil.
Objek wisata alam di kawasan Ciwidey tampaknya cukup aman untuk dikunjungi pada musim penghujan karena kondisi jalan yang relatif stabil, berbeda objek wisata alam lainnya di Jawa Barat yang cukup rawan dikunjung pada musim penghujan seperti kawasan sekitar Gunung Galunggung di wilayah Tasiklamaya. Pada saat musim penghujan jalan licin dan ancaman bahaya longsor.
Menurut Kasubdin Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawab Barat Drs. Wawan Irawan , kalau tetap mau dan memaksakan diri datang ke kawasan Gunung Galunggung, datanglah selagi hari masih pagi agar dapat merayapi Kota Tasikmalaya yang masih berselimutkan kabut. Udara dingin tidak membuat cepat letih menapaki anak tangga.ant/muhamad yusuf/ya
Trackbacks/Pingbacks