Wisatawan ialah orang yang bepergian dari tempat tinggal ke suatu tujuan di mana dia menginap lebih dari satu hari, tidak untuk bekerja atau berpenghasilan setempat. Itu rumusan praktis mengenai wisatawan.
Motivasi dan tujuannya bermacam: liburan, kunjungan keluarga, menghadiri konperensi, urusan bisnis dan lainnya. Kalau bepergian hanya satu hari, tergolonglah ia sebagai piknik, rekreasi, atau melancong.

Pulau Sepa, yang trade-mark-nya Sepa Island Resort dengan fasilitas hotel dan berbagai sarananya, kita ambil sebagai model. Pulau resor ini memang pantas untuk pelancong, piknik, tetapi juga wisnus bahkan wisman.
Telah sejak tahun 1984 dioperasikan. Terdapat 38 kamar berbentuk single bungalow, couple bungalow dan lodges, setiap kamar bisa mengakomodasi empat tempat tidur. Tiga boat masing-masing bisa mengangkut 40 orang dan satu boat lagi dengan kemampuan angkut 16 orang, disediakan untuk melayani tamu-tamunya.
Berangkat setiap hari pukul delapan pagi dari pantai Ancol, Jakarta, tiba di Pulau Sepa pukul 10. Untuk kembali ke Jakarta, jadual berangkatnya dari pulau itu setiap hari pukul dua siang.
Siapa sajakah yang berwisata ke pulau ini? Ternyata, 50 % warganegara Indonesia, 50 % warganegara asing, yang kebanyakan expatriates yang tinggal di Jakarta. Padahal sebelum peristiwa 11 September, wisman dari Eropa menjadi pelanggannya. Sejak akhir tahun lalu mulai disasarnya kategori wisnus dan expatriates di luar Jakarta. Pengelola ”Sepa Island Resort” tampak aktif melakukan promosi ke luar Jakarta, termasuk Debotabek (Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi), sampai Jawa Timur dan pulau Bali. Spesifik apakah yang ditawarkannya?
Di antara gugusan Kepulauan Seribu di teluk Jakarta, di pulau ini pantai pasir putihnya paling kondusif untuk dinikmati orang bersantai, berjemur, mandi laut. Di sekelilingnya terdapat diving-spot. Hijaunya pulau ini dengan rimba kecil, membuat pengunjung menikmati back-to-nature.
Fasilitas olahraga volley, badminton, tennis meja dan aktifitas di laut dengan banana-boat, jetski, glass-bottom-boat, water-ski dll. tersedia.
Ada suguhan tari-tari tradisional di malam akhir pekan. Dan, setiap karyawan resort tampak bermotivasi kuat memberi pelayanan yang personalized.
Akhir pekan tentu saja cenderung fully-booked. Karenanya kini wisnus dan wisman yang disasar adalah demi mengisi hari-hari biasa atau weekdays.
Pantas dicoba mengunjunginya, sebagai wisnus maupun pelancong rekreasi.***

Sumber: Sinar Harapan