Plesiran ke bagian timur pulau Jawa merupakan salah satu alternatif liburan yang patut dipertimbangkan, karena di kawasan ini terdapat banyak peninggalan tempo doeloe yang sangat menarik untuk diketahui riwayatnya. Ade Purnama berbagi cerita.

Kita mulai perjalanan ini dari Malang, kota kecil berhawa sejuk yang memiliki banyak bangunan tua cantik. Gaya bangunan di kota ini memberikan kesan kuno yang sangat kental hingga hari ini. Ada rumah-rumah bergaya villa di Jl. Ijen, gereja-gereja tua, dan bangunan peninggalan kolonial lainnya yang masih memancarkan keanggunan. Tentu saja tak ketinggalan Toko Oen, sebuah kedai es krim yang sudah berdiri sejak tahun 1930, yang menggoda kita untuk mampir sejenak untuk mencicipi es krimnya yang melegenda.

Sedikit ke luar kota Malang, kita bisa menjumpai banyak peninggalan kerajaan-kerajaan tua. Ada Candi Jawi, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Singosari, Patirhan Candi Tikus, Gapura Paduhuraksa, dan koleksi-koleksi purbakala yang terdapat di Museum Situs Trowulan. Masih asing dengan nama-nama candi di atas? Jangan khawatir karena untuk plesiran ini kita akan dipandu oLeh seorang arkeolog dan sejarawan dari Malang Heritage Society yang akan menerangkan kepada kita semua tentang segala hal yang berkaitan dengan kepurbakalaan.

Salah satu candi yang akan kita kunjungi memiliki nama yang unik, yaitu Candi Tikus. Candi ini ditemukan pada tahun 1914 oleh Kanjeng Adipati Aryo Kromojoyo secara tidak sengaja. Penemuan tersebut diawali dengan laporan warga bahwa daerah itu terjangkit wabah tikus yang bersarang di sebuah gundukan. Ketika gundukan itu digali, ternyata di dalamnya ada sebuah candi yang kemudian dinamakan Candi Tikus. Candi ini berupa pemandian, terletak dibawah permukaan tanah dan menghadap ke utara. Melihat bentuknya, diduga Candi Tikus berhubungan dengan upacara yang bersifat suci.

Setelah puas menelusuri candi-candi di sekitar Mojokerto, perjalanan kita lanjutkan ke kota Surabaya. Kota pahlawan ini juga memiliki banyak peninggalan bersejarah yang masih bisa kita sampai nikmati sampai dengan hari ini. Salah satunya adalah Hotel Majapahit Mandarin Oriental.

Hotel ini merupakan saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia. Di atap hotel inilah terjadi peristiwa perobekan bendera rood-wit-blauw (merah-putih-biru) pada tanggal 19 September 1945 oleh para arek Suroboyo. Ingin bersentuhan dengan sisi nasionalis, kitaj adikan hotel yang sempat beberapa kali berganti nama ini-di antaranya adalah Hotel Oranje pada zaman Hindia Belanda dan Hotel Yamato pada zaman Jepang-sebagai tempat bermalam.

Selama di Surabaya kita juga akan menelusuri riwayat Soerabaia Tempo Doeloe dengan dipandu seorang arsitek yang sangat paham seluk-beluk kota Pahlawan ini. Plesiran di Jawa Timur ini akan diakhiri dengan mengunjungi Museum House of Sampoerna, sebuah museum elegan dan menawan yang terletak di kawasan kota lama. Di museum ini kita bisa mengenal riwayat hidup dan perjuangan Liem Seeng Tee dalam mengembangkan bisnisnya dari nol hingga luar biasa sukses seperti sekarang.

Sumber: Area