pemandian-umbul-penggingDari Boyolali menyusuri jalan raja Semarang – Surakarta ke arah timur sampailah kita di Bayudono. Tepatnya pada satu jalan beraspal ke kanan (selatan), bergerak mengikuti arah menuju ke Klaten kita akan tiba di desa Dukuh. Di desa inilah pada bagian kiri jalan terlihat sebuah pemandian yang unik, pemandian Umbul Pengging namanya. Jika diukur dari Boyolali, jaraknya 12 Km. Atau ditempuh dari Kota Surakarta berjarak 17 Km ke barat. Konon, menurut ceritera tempat ini pada jaman dahulu digunakan sebagai pemandian bagi raja-raja dari Kasunana Surakarta beserta keluarganya. Maka di tempat ini pula dilengkapi tempat peristirahatan yang dibangun persis di tepi kolam pemandian. Akan tetapi, pada masa sekarang seiring dengan bergulirnya waktu serta dikuranginya peranan keraton terhadap aspek kehidupan masyarakat umumnya, maka tempat ini tidak lagi menjadi milik raja melainkan untuk umum. Hak pengelolaannya juga beralih ketangan Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Kini di hari-hari libur pemandian ini banyak dikunjungi para wisatawan. Pada hari Padusan menjelang bulan puasa yaitu pada tanggal 29 dan 30 Ruwah, wisatawan yang berkunjung ke sini mencapai puluhan ribu. Padusan berasal dari kata “adus” yang berarti mandi adalah sebuah upacara tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya. Upacara ini sudah menjadi acara rutin setiap tahun karena diyakini bahwa mandi di tempat tersebut orang menjadi suci dirinya sehingga ketika melakukan ibadah puasa tidak ada lagi hambatan dan beban. Suasana puasa akan terasa aman, tentram dan bersih dari segala perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan suara hati dan kepercayaannya.

Dengan demikian upacara ini cukup banyak mendapat perhatian yang besar tidak hanya dari Boyolali melainkan juga dari Kartasura, Surakarta, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, Yogyakarta dan daerah-daerah lain. Obyek wisata Pemandian Umbul Pengging memberi nuansa tersendiri bagi setiap orang yang berkunjung. Ketika menginjakkan kaki di pintu gerbang, suasana kesejukan alami segera terasa. Ada sebuah pohon besar persisi berada di depan pintu masuk. Pohon dengan daun-daunnya yang lebat itu menaungi sepenuh halaman masuk ke obyek yang sesungguhnya. dan begitu memasuki areal satu ini perasaan senang, gembira dan haru bercampur menyatu menjadi suatu kenikmatan yang tiada duanya. Hal ini didukung oleh tersedianya berbagai fasilitas yang ada didalamnya. Wisatawan yang ingin mandi atau berenang telah disediakan tiga buah kolam pemandian dengan air yang alami. Wisatawan yang ingin memancing bisa memanfaatkan dua buah kolam ikan sebagai arena pemancingan umum. Di sini pula ada lapangan tenis yang memiliki dua baan; tempat rekreasi untuk bermain anak-anak; tempat parkir kendaraan bermotor roda dua dan empat; tempat penitipan sepeda dan beberapa buah warung makan yang menyediakan masakan khas setempat seperti pecel lele dan welut goreng, serta panggung kesenian terbuka. Tiga kolam pemandian yang berada di dalam areal wisata ini adalah:

* Umbul Penganten, menurut sejarah, pada jaman dahulu di pemandian ini terdapat dua buah umbul (sumber air alami). Suatu saat terjadi kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X. Begitu melihat ada dua umbul yang letaknya sangat berdekatan, beliau bersabda sehingga kedua umbul tadi terpatri menyatu. Bersatulah kedua umbul ini kemudian diibaratkan sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Akhirnya umbul tersebut diberi nama Umbul Penganten.

* Umbul Ngabean, kolam ini pada jaman Sri Paduka Susuhunan Pakubuwana ke X khusus hanya dipergunakan untuk mandi keluarga. Raja Kasunanan Surakarta. Nama Ngabean sebetulnya berasal dari kata Ngabehi, pangkat penjaga kolam waktu lalu. Umbul Ngabean juga berpagar tembok berbentuk bulat dengan garis tengah sepanjang 26 meter, kedalaman 1,50 meter. Dilengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti pakaian, toilet dan kamar mandi.

* Umbul Duda, Kisah munculnya kata “duda” berawal dari ditemukannya seekor kura-kura (bulus dalam bahasa Jawa) berjenis kelamin jantan. Oleh karena tidak ada kura-kura yang lain baik sesama jantan maupun betina maka tempat di mana ia hidup diberi nama Umbul Duda.