Foto: istimewa - Pemandangan kawasan Batu yang dekat dengan Kota Malang.

Dok. Hotel Tugu Malang - Ruang Radja di Hotel Tugu Malang

Kota Malang. Menyebut nama kota di Jawa Timur itu, maka yang pertama kali terlintas adalah buah apel dan kesejukan kawasan Batu, Jawa Timur. Kawasan Batu, yang hanya berjarak tempuh sekitar satu jam dari Kota Malang, memang menyajikan kesejukan dan pemandangan yang menakjubkan. Di kawasan ini, hampir di setiap rumah penduduk, terdapat pohon apel.

Pohon apel yang ditanam mereka, umumnya apel manalagi dan romebeauty. Tapi, bila Anda ingin mencoba memetik apel, tentu tak mungkin ‘kan main petik di halaman rumah orang yang Anda belum kenal? Nah, bila Anda ingin memetik buah apel secara legal, cobalah ke Agrowisata yang ada di Batu. Di kawasan yang memang dikomersialkan itu, Anda boleh memetik buah apel juga jeruk baby yang ditanam di situ, dengan sebelumnya membayar sesuai paket yang ditawarkan. Untuk paket Rp 28.000, Anda bisa petik dua buah apel atau jeruk, welcome drink (berupa sari apel), dan tur keliling kebun dengan kendaraan pengelola kebun.

Terus? Apalagi yang ada di Kota Malang dan sekitarnya? Menyebutnya antara lain kawasan wisata air panas Songgoriti. Selain itu, pesona Gunung Bromo yang berjarak tempuh sekitar tiga jam dari Kota Malang, menjadi tujuan tersendiri sejak dulu, bagi kalangan pencinta alam dan mereka yang penasaran dengan kecantikan gunung dan hamparan pasirnya.

Tapi, bila kita cuma punya sedikit waktu mengeksplorasi Kota Malang, lantas apa yang wajib dikunjungi? Barangkali wisata kota tua, bisa menjadi alternatif wisata di sela perjalanan bisnis Anda. Untuk itu, cobalah berjalan-jalan di kawasan Ijen di Kota Malang. Di Ijen itu, Anda akan mendapati sejumlah rumah-rumah besar beratap tinggi dan besar ala arsitektur Belanda. Ya, Belanda. Apa mau dikata, Belanda memang kelamaan menjajah Indonesia, akibatnya, setiap sisa gedung atau rumah tua yang masih terpelihara baik, pasti berarsitektur Belanda. Tetapi, justru arsitektur seperti itu kian mempercantik kota. Sebut saja kota-kota di Indonesia yang masih memiliki gedung, bangunan yang pernah didirikan Belanda seperti kawasan Kota Lama di Jakarta, kawasan Kota Lama di Semarang, bangunan tua di Kota Bandung, Bogor, Kota Magelang, dan sebagainya.

Di kawasan Ijen itu, terdapat beberapa kafe galeri yang lumayan menyenangkan sebagai tempat berbincang. Duduk di sebuah kafe di kawasan itu, sekilas seperti mengudap di kafe galeri yang banyak terdapat di Kota Bandung dan Bogor. Suasananya nyaris sama. Menu-menu yang disajikan pun, tak jauh beda.

Toko Oen

Bila Anda bosan berlama-lama di Ijen, Anda bisa berpindah lokasi ke Jalan Basuki Rachmat. Di sana, persis di depan toko serba ada dan gereja Katolik, terdapat Toko Oen. Namanya toko, barang jualannya makanan dan es krim. Toko Oen ini memang, adalah restoran yang berdiri sejak tahun 1930.

Ketika menyambangi restoran itu, melihat nama dan saat memasuki ruangannya, sejenak mengingatkan pada Toko Oen di Semarang. Apalagi, interiornya nyaris sama. Foto-foto zaman dulu dan kursi tua yang bentuk sandaran lengannya melingkar dan beralas rotan itu loh. Duh, mengingatkan saya pada kursi kesayangan di masa kecil saya di Kota Magelang.

Ternyata, menurut Siswono, manajer Toko Oen Malang, antara Toko Oen Malang dan Semarang, memang memiliki kesamaan. Kesamaan pemilik. “Awalnya pemilik Toko Oen membuka toko ini di Yogyakarta, Malang, Semarang, Jakarta dan Bandung. Namun, perkembangan selanjutnya, toko-toko di beberapa kota itu ada yang dijual dan tidak lagi meneruskan bisnis makanan dan es krim. Sekarang, hanya Toko Oen Malang dan Semarang yang masih meneruskan usaha sama sejak tahun 1930-an itu. Ini pun, status kepemilikannya, sejak tahun 1990-an, antara Toko Oen Malang dan Semarang, berbeda,” urai pria paruh baya itu sambil mengepulkan asap rokok yang pekat kepada SP.

Tentang rokok, barangkali ini menandakan keberadaan Kota Malang yang juga sebagai penghasil tembakau dan adanya pabrik rokok ternama yang berdiri di kota itu.

Toko Oen ini, katanya, sejak awal berdiri, menjadi tempat favorit orang Belanda di Indonesia dan juga orang pribumi. Menu yang terutama dihidangkan di sini adalah menu masakan Indonesia terutama ala Jawa Timur , menu Eropa terutama Belanda dan menu yang merupakan perpaduan Indonesia dan Jawa. Menu-menu itu antara lain, rawon, steak, cwi mie, nasi goreng, sup buntut dan sebagainya.

Sementara, aneka kue dan roti, juga dijual di toko itu. Untuk kue-kue, pilihannya antara lain kue kucur (cucur), kue lapis, risoles, lumpia dan aneka roti. Toko Oen juga menyediakan aneka kue kering resep tempo doeloe, yang siap beli dan ada setiap saat, seperti roombotter yang berasa gurih manis, kue nastar dan kaastengel. Aneka camilan khas Kota Malang lainnya yang juga dipajang di restoran itu adalah aneka keripik buah, seperti keripik buah apel dan keripik buah salak.

Sedangkan sajian yang wajib Anda coba bila tengah bersantap di restoran ini, adalah es krim. Aneka pilihan es krim itu antara lain Oen special, peach melba, cassata, tutti frutti, neapolitan dan sebagainya. Es krim homemade ini, memang kalah lembut dibanding produk es krim yang dijual di pasaran. Ini karena es krim di Toko Oen ini, tidak menggunakan pengemulsi seperti es krim yang beredar kemasan itu. Namun, kelezatan es krim itu, terasa hingga tetes terakhir. Rasa manisnya pun pas. Tidak bikin tenggorokan kering karena kemanisan. Singkat kata, ongkang-ongkang menikmati es krim bersama orang-orang tersayang di restoran itu, tentu akan menimbulkan sensasi tersendiri.

Menurut Siswono, semua produk makanan dan es krim yang dijual di situ, semua bikinan Toko Oen. “Semua bikinan kami, berdasarkan resep turun-temurun,” katanya.

Karenanya, tak heran apabila hingga sekarang, yang menyambangi restoran itu, terkadang adalah orang-orang tua atau anak-anak mereka yang secara turun temurun, telah mencicipi cita rasa kelezatan menu-menu di restoran itu.

SP/S Nuke Ernawati - Es Krim di Toko Oen

Foto: Istimewa - Tugu Malang

Tugu

Menyambangi Kota Malang, tanpa bersantap di Restoran Melati Hotel Tugu, tampaknya memang kurang mantap . Selain Restoran Melati, di situ ada pilihan bersantap antara lain di Radja Room, Tirta Gangga, Sahara, Waroeng Shanghai Bar dan Romeo & Juliet Room. Tempat-tempat ini adalah ruangan yang bisa digunakan untuk rapat dan bersantap dengan suasana yang lain dari yang lain. Maklum, ruangan-ruangan tersebut didesain dengan interior yang menawan, perabot antik, dan warna-warna yang cantik yang semuanya menawarkan sensasi yang tidak biasa.

Bila Anda pernah menyambangi Restoran Dapur Babah, Warung Shanghai Blue dan Loro Djonggrang yang ada di Jakarta, maka gaya ruangan-ruangan di Hotel Tugu itu, se-tipe dengan restoran-restoran tersebut. Maklum, ternyata tempat-tempat itu di bawah kepemilikan yang sama. Seseorang yang menyenangi koleksi barang antik dan kemudian menaruhnya di hotel dan restoran yang dikelolanya. Tentang keberadaan Hotel Tugu ini, letaknya tepat di depan Tugu Kota Malang.

Sekilas, bentuk tugu yang dikelilingi kolam berisi tanaman teratai itu, mirip dengan tugu Tugu Muda di Kota Semarang. Tetapi, Tugu Malang, tetaplah tugu, penanda kota sejuk itu. Setiap pagi dan sore pun, banyak masyarakat Kota Malang yang berjalan-jalan atau ongkang-ongkang di sekitar tugu, sekadar melihat bunga teratai atau sekadar menikmati hari. [SP/S Nuke Ernawati]