Tak ada larangan untuk berwisata pada bulan puasa. Hanya perlu penyesuaian jenis aktivitas yang akan dijalani. Salah satu yang mungkin cocok adalah arung jeram. Sungai Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, menjadi pilihan yang tepat untuk itu.
Sungai Citarik sejak lama memiliki pesona yang menggiurkan untuk uji adrenalin. Sungai yang terbentang lebih dari 17 kilometer itu menyajikan jeram-jeram yang menantang, baik untuk pemula maupun profesional. Mungkin sebagian dari Anda sudah pernah mencicipi derasnya sungai ini.
Sungai Citarik berada di kawasan Sukabumi, Jawa Barat, dan dapat ditempuh dalam waktu tiga jam dari Jakarta. Tidak sulit mencapai lokasi arung jeram Sungai Citarik dari Jakarta. Jika Anda membawa kendaraan pribadi, Anda dapat mengarahkan kendaraan ke kota Sukabumi lewat Ciawi, Bogor. Setelah melewati kawasan Rancamaya dan Lido, Anda akan menjumpai pertigaan Cikidang. Di pertigaan ini, Anda harus berbelok ke kanan menuju lokasi arung jeram Sungai Citarik.
Tidak sulit menemukan pertigaan Cikidang, karena di tempat itu banyak sekali papan dan pelang penunjuk jalan. Selanjutnya, dari pertigaan Cikidang, Anda harus menyusuri jalan sejauh 14 kilometer. Jalan ini membelah perkebunan kelapa sawit yang masih muda. Tak jarang kendaraan Anda akan bertemu belokan yang tajam atau turunan yang menukik. Seakan-akan tikungan itu jadi “pemanasan” sebelum arung jeram.
Ketika bertemu sebuah jembatan besi yang cukup besar, Anda harus berhenti. Karena Anda sudah sampai di Jembatan Citarik. Di sekitar jembatan inilah terdapat kantor operator arung jeram. Anda bisa menggunakan jasa salah satu operator itu.
Sebenarnya, jika menggunakan jasa operator Arus Liar, Anda dapat menggunakan layanan bus antar jemput dari Jakarta. Bus ini termasuk dalam harga paket yang ditawarkan operator itu.
Operator Arus Liar bisa dibilang salah satu pelopor yang membuka kawasan Kecamatan Cikidang sebagai daerah wisata arung jeram. Tidak heran jika operator ini sudah dikenal luas oleh masyarakat sekitar. Apalagi, sekitar 80 persen karyawan operator itu adalah masyarakat di sekitar Sungai Citarik.
Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu kunci operator ini. Hal itu seperti disebutkan oleh CEO PT Lintas Jeram Nusantara, Yuni Amelia, ketika mengadakan event Arus Liar Merdeka untuk menyambut Ramadhan dan HUT ke-64 RI beberapa waktu lalu.
“Kami sengaja mengadakan lomba untuk anak-anak SD se-Kecamatan Cikidang untuk menumbuhkan motivasi pada mereka. Sekali-kali mereka kita ajak untuk berarung jeram. Jika sehari-hari mereka hanya bisa melihat tamu yang datang, kali ini mereka yang ada di atas perahu dan mereka menunjukkan kemampuannya,” ujar Yuni.
Menyambut Ramadhan dan HUT RI itu, Arus Liar mengadakan sejumlah program seperti lomba tabuh bedug, lomba arung jeram tingkat SD, dan parade beduk. Program ini sebenarnya hanya salah satu dari program lainnya yang sering diadakan Arus Liar dalam momen-momen tertentu. “Biasanya, kita melakukan beberapa program, seperti night rafting untuk menyambut tahun baru dan sebagainya,” ujar Marketing Manager Arus Liar, Andi Widyatmoko.
Dalam Arus Liar Merdeka, sejumlah anak SD dari Kecamatan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat, berlomba arung jeram. Masing-masing diadu kecepatan dan ketangkasannya. Anggota tim yang terdiri dari lima orang harus menuruni jembatan Sungai Citarik menggunakan tali. Mereka turun dari jembatan menuju perahu arung jeram yang sudah tersedia.
Selanjutnya, mereka ha-rus mendayung slawlom dengan rute yang sudah disiapkan. Usai menjinakan arus sungai, dua tim yang berkompetisi langsung adu tarik tambang di atas sungai. Berikutnya, ada lomba menembak sasaran.
“Mungkin saja mereka nanti bisa menjadi atlet arung jeram, atau bahkan jadi anggota Densus 88,” ujar Andi mengomentari aksi lomba anak-anak itu.
Aksi anak-anak itu menjadi sebuah tontonan yang menarik. Mereka tangkas dan mengagumkam. Semua nomor lomba dilewati dengan baik, meskipun nomor-nomor lomba itu pernah diujikan untuk orang dewasa.
Tabuh beduk di Sungai Citarik.
Sampai di garis finish.
“Safety is Us”
Sebenarnya, untuk aktivitas wisata, Arus Liar menyediakan beberapa paket. Paket arung jeram dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jarak tempuhnya, seperti empat kilometer, delapan kilometer, dan 13 kilometer. Paket ini pun bisa dikombinasikan dengan paket lain, seperti tracking atau menembak.
Sungguh menyenangkan terombang-ambing di atas perahu arung jeram. Apalagi, ketika melewati jeram-je- ram besar dan kita bertahan supaya tidak terlempar dari perahu.
Namun, ada kalanya pemandu perahu membalikkan perahu secara tiba-tiba, sehingga seluruh penumpang tercebur ke sungai. Tentu saja semua itu dilakukan dengan perhitungan yang matang. Apalagi, operator ini memiliki motto Safety is Us.
Sebenarnya, yang tak kalah menariknya dari jeram-jeram di sungai itu adalah menumpang truk saat kembali ke tempat awal. Usai mengarungi sungai, para wisatawan diajak naik truk untuk kembali ke tempat awal. Truk terbuka itu harus melintasi jalan sempit yang mendaki dan menuruni bukit. Bahkan, juga harus menyiasati belokan tajam. Tak jarang truk ini dibawa dengan kecepatan yang kencang, sehingga berada di atas truk itu tak ubahnya berada di atas roller coaster.
Arus Liar juga menyediakan aktivitas simulasi tempur dengan menggunakan paintball. Simulasi tempur ini baru mempunyai satu jenis permainan, yaitu death match. Pada jenis permainan death match ini, akan diadu dua tim yang masing-masing beranggotakan 5-10 orang. Pemenangnya adalah tim yang berhasil “membunuh” semua anggota tim lawan.
Alternatif lain adalah tracking atau lintas alam. Ada beberapa jalur yang bisa diambil, tapi yang paling disukai adalah jalur yang menuju air terjun di kaki Gunung Halimun. Tracking ini biasanya memakan waktu tiga jam. Sebagian besar peminatnya adalah keluarga.
Selain lintas alam dengan berjalan kaki, tersedia juga paket yang menggunakan kendaraan Jip. Para peserta akan diajak bersama-sama pergi ke atas Gunung Halimun menuju Desa Cipta Gelar di Kasepuhan Banten Kidul. Setibanya di sana, para peserta akan dikenalkan dengan aktivitas sehari-hari penduduk desa yang terletak di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Arus Liar menyediakan penginapan bagi tamunya yang mau menginap di sekitar Sungai Citarik. Penginapan ini terletak di delta sungai Citarik. Yang membuat penginapan ini menarik adalah tanpa listrik dan air conditioner atau benda-benda elektronik yang khas “kota”. Tapi, kebersihan dan pelayanannya tetap berstandar internasional.
Ya, operator ini memang sengaja standar kualitas pelayanan berskala internasional. Hal ini terkait dari sejarah berdirinya Arus Liar pada 1995. “Awalnya, hanya diminati oleh kaum ekspatriat. Orang Indonesia belum berani,” kenang Yuni. Hal itu terjadi mereka belum mengerti dan masih menganggap bahwa arung jeram termasuk aktivitas yang berbahaya. Belakangan, setelah sosialisasi informasi yang baik tentang arung jeram, banyak orang Indonesia yang berani mencoba. Hampir 80 persen tamu yang datang adalah adalah wisatawan lokal.
Jadi, jika Anda tertarik untuk mencoba berarung jeram, tidak ada salahnya mencoba lokasi ini. Arung jeram tetap menjadi wisata yang menarik, meski sedang menjalankan puasa. Apalagi, jika dilakukan sore hari menjelang bedug Maghrib. [Suara Pembaruan/Kurniadi]
Recent Comments