Memasuki awalAbad ke-20 Pemerintah Kolonial mengembangkan prasarana kota Batavia dengan membangun gedung-gedung untuk rumah tinggal. kantor dan pelayanan masyarakat, termasuk bangunan yang kemudian dibeli oleh Mohammad Hoesni Thamrin dan dihibahkan untuk kegiatan Pergerakan Nasional Indonesia untuk menuju Kemerdekaan, lepas dari belenggu penjajahan Belanda. Gedung ini menjadi Sekretariat Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI) sehingga dikenal dengan Gedung Permufakatan.
Gedung ini tempat disemaikan semangat Kebangsaan, perlawanan terhadap penjajahan, di sini dilakukan rapat-rapat pergerakan Nasional, Kongres Rakyat Indonesia, pertunjukan sandiwara,kursus-kursus, kegiatan bazar dan lainnya. Gedung ini diamanatkan untuk perjuangan menuju kemerdekaan. Para tokoh pemimpin Bangsa Periode Pergerakan Nasional selalu memanfaatkan gedung ini. Gedung ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam menegakkan semangat perjuangan melawan penjajah terutama setelah tokoh-tokoh pergerakan Nasional non-koperatif ditangkapi di seluruh Indonesia.
Waktu Buka:
Museum buka Selasa – Minggu dari pukul 09.00 – 15.00 WIB.
Hari Senin / Besar tutup
Tiket Masuk
(Perda 3 / 1999)
Perorangan
Dewasa Rp. 2.000,-
Mahasiswa Rp. 1.000,-
Anak – anak/Pelajar Rp. 600,-
Rombongan
(Minimal 20 orang)
Dewasa Rp. 1.500,-
Mahasiswa Rp. 750,-
Anak – anak/Pelajar Rp. 500,-
Angkutan umum yang melalui Museum:
Mikrolet M-01, Kp. Melayu – Senen
PPD 916, Kp. Melayu – Tanah Abang
Recent Comments