Al-Qur’an berukuran raksasa bersanding dengan Al-Qur’an sebesar ibu jari. Budaya Nusantara pun terbaca lewat seni kaligrafi, tanpa menghilangkan nilai ajaran Islam.

Sentuhan islami sangat terasa ketika menjejakan kaki di Museum Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal,Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Tampak dari luar, ukiran kaligrafi Arab terpampang di gedung bagian depan dan sebuah menara berdiri, menyapa tamu yang datang.

Berdiri di atas lahan seluas 20.013 meter persegi, museum ini terbagi menjadi dua bagian, yakni ruang Bayt Al-Qur’an, memajang mushaf-mushaf Al-Qur’an dari berbagai daerah dan ruang Istiqlal, menampilkan sejarah perkembangan dan penyebaran agama Islam melalui budaya di Indonesia.

Sebagai permulaan, pengunjung bisa melihat seni kaligrafi dari ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat mengagumkan. Di sepanjang lorong museum, pengunjung akan menemukan puluhan mushaf-mushaf Al-Qur’an tulisan tangan, dari ukuran terbesar hingga ukuran paling kecil, panjangnya tidak lebih dari ukuran ibu jari. Sementara, tahun pembuatannya tertera dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Perbedaan puluhan mushaf tersebut pun terlihat dari gaya penulisannya yang tidak terlepas dari hasil serapan budaya tempat mushaf itu dibuat. Seperti corak iluminasi dan karakter kaligrafi terbentuk berdasarkan kondisi jaman dan kreatifitas daerah masing-masing.

Sebut saja, Mushaf Istiqlal, Mushaf Wonosobo, merupakan mushaf paling besar, hasil karya dua santri Pondok Pesantren Al-Asy’ariah Wonosobo, Mushaf Kuno Nusantara, Mushaf Sundawi, Mushaf Jakarta, Mushaf Cirebon, Mushaf Kerajaan Bima, Mushaf Pusaka RI, dan masih banyak lagi.

Selain itu, terdapat pula Al-Qur’an Braille, khusus bagi mereka penyandang tuna netra, Al-Qur’an terjemahan bahasa daerah, serta Al-Qur’an berstandar Indonesia. Dan, ada juga peti-peti dengan ukiran indah untuk menyimpan mushaf-mushaf dari bahan kayu jati dan kuningan.

Menuju ruang pamer Istiqlal. Di ruang ini, pengunjung bisa mengetahui peradaban budaya bangsa Indonesia bernafaskan Islam. Koleksinya antara lain, manuskrip islami, lukisan kaligrafi, batu nisan, prasasti maklumat, naskah kuno, seni tradisional dan kontemporer. Keseluruhan hasil karya tersebut tidak lain bersumber dari firman-firman Tuhan dalam Al-Qur’an.

Beranjak lebih jauh, terdapat bangunan mini dan foto masjid-masjid Indonesia, dibangun berdasarkan arsitektur yang khas dan tidak dimiliki daerah lain. Misal, Masjid Baiturrahman, Nangroe Aceh Darussalam, dibangun pada abad ke-17 Masehi, Masjid Demak, Masjid Kudus, Masjid Sultan Ternate, dan tentu saja Masjid Istiqlal, Masjid terbesar di Asia Tenggara.

Tidak hanya itu, benda-benda seni kerajinan tangan, seperti keramik, songket, bordir, kulit dan interior dengan sentuhan Islam ikut melengkapi seluruh koleksi di museum yang sudah berdiri sejak tahun 1997.

Musem Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal sepertinya patut menjadi rekomendasi wisata religi Anda. Apalagi bila ingin ngabuburit saat Ramadhan tiba, datanglah ke museum ini.

Sumber: Majalah Travel Club