MENIKMATI karya Basoeki Abdullah (almarhum), seolah menyadarkan betapa ia sangat berpengalaman dalam hal melukis. Basoeki turut membawa Indonesia sebagai bangsa besar atas hasil karyanya.

Seluruh koleksi pribadinya beserta rumah kediaman agar dihibahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan ini dilakukan oleh Saraswati Kowenhouven, Cicilia Sidhawati dan Nataya Narerat sebagai ahli waris pada tanggal 2 dan 5 September 1995 kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 1998 rumah di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan diserahkan kepada pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Cq. Direktorat Permuseuman dan tepat tanggal 25 September 2001 diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. I Gede Ardika.

Dari koleksi yang dihadirkan di Museum Basoeki Abdullah, pengunjung dapat melihat sosok Basoeki lewat benda-benda koleksinya, seperti jam tangan dan koleksi keramiknya. Beberapa koleksi jam tangan unik yang dipajang, seakan mengembalikan ingatan kita saat Basoeki dibunuh delapan tahun silam.

Bahkan, senapan angin yang digunakan untuk memukul Basuki, hingga menyebabkan seniman besar ini tewas tidak ketinggalan untuk dipamerkan disana.

Tokoh-tokoh dari negara asing seperti, Imelda Marcos dari Filipina dan Ratu Juliana dari Amsterdam juga tidak ingin ketinggalan mengabadikan dirinya untuk dilukis oleh Basoeki dan sekaligus menjadi salah satu karya monumental Basuki.

Negarawan dalam negeri, seperti Sukarno, Muhammad Hatta, Soeharto beserta sang istri, Tien Soeharto pun tak luput dari inspirasinya.

Koleksi lainnya
Koleksi Museum Basoeki Abdullah lainnya mengenai penjelasan tentang riwayat hidup sang Maestro, berupa teks informasi yang didukung dengan foto-foto kegiatan dirinya sebagai pelukis, piagam penghargaan dari dalam dan luar negeri.

Jam buka museum
Selasa-Kamis : pukul 08.30-15.30 WIB
Jumat : pukul 08.30-15.30 WIB
Sabtu-Minggu : pukul 08.30-15.30 WIB

Harga tiket masuk : Gratis