MUNGKIN Anda lebih mengenal Kota Tua Jakarta sebagai tempat peninggalan sejarah Batavia Lama. Tapi di Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Koja, Jakarta Utara nuansa seperti itu juga bisa Anda rasakan di Kampung Tugu.

Sejak dulu, kampung ini dikenal sebagai tempat hunian orang-orang Portugis (kaum Mardjiker) yang pernah ditawan oleh Pemerintah Belanda. Umumnya, mereka beragama Katolik dan menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa percakapan.

Yang menjadi landmark tempat ini adalah Gereja Tugu di kampung ini. Konon, gereja ini didirikan sekitar tahun 1676-1678 M seiring dipindahkannya para Mardjiker dari Kota Batavia.

Menyusuri serpih-serpih sejarah di Kampung Tugu mengingatkan kita pada suasana Kota Batavia di masa lampau. Ada bangunan-bagunan kuno, jalan dan Kali Cakung yang dulu dipakai sebagai jalur transportasi air utama untuk menuju gereja.

Anda juga bisa mengikuti ritual mandi-mandi saat perayaan tahun baru. Ini dilakukan bukan dalam bentuk mandi yang sesungguhnya, melainkan saling memaafkan antar sesama warga di Kampung Tugu. Ritual ini merupakan warisan kaum Mardjiker.

Di Kampung Tugu juga ada pertunjukkan musik Keroncong Tugu yang biasa dipentaskan sejak tahun 1661 M pada acara pesta perkawinan, ulang tahun, peresmian, jamuan makan, menyambut tamu asing, perayaan Natal, dan perayaan tahun baru.

Selain itu, di Kampung Tugu masih bisa tersisa deretan rumah-rumah khas Batavia yang berumur ratusan tahun, bahkan beberapa kuburan kuno peninggalan zaman Belanda pun bisa ditemukan.

Kampung Tugu bisa diakses dari Jalan Raya Tugu Semper 20 dan Jalan Cakung-Cilincing. Anda bisa berangkat dari Stasiun Tanjung Priok dan pergi dengan angkutan umum 01, lalu turun di jalan Tugu, kemudian tinggal berjalan kaki sekitar 250 meter. (wisatamelayu.com/*/X-13)