BAGI Anda yang ingin memanjakan mata dengan keindahan kupu-kupu penuh warna, berkunjunglah ke Taman Wisata Alam Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Tempat ini merupakan sebuah penangkaran kupu-kupu terbesar di Indonesia.

Banyaknya ragam dan populasi kupu-kupu yang ada membuat seorang pria asal Inggris, Alfred Russel Wallace, menjulukinya sebagai The Kingdom of Butterfly. Di tempat ini juga Anda akan menemukan para pedagang yang menjual kupu-kupu yang sudah diawetkan.

Penangkaran dilengkapi pula dengan gedung laboratorium untuk mengembang-biakkan kupu-kupu. Sedikitnya terdapat 100 spesies kupu-kupu Bantimurung yang jumlahnya kerap ditingkatkan.

Di kandang penangkaran, ulat dibiarkan seminggu kemudian dimasukan ke tempat metamorfosis. Setelah dua minggu, kepompong berubah menjadi kupu-kupu. Sebagian di lepas ke alam bebas, dan sebagian diawetkan untuk koleksi museum.

Wilayah Taman Wisata Alam Bantimurung didominasi kawasan karst sehingga menjadikannya sebagai tempat kesukaan kupu-kupu yang senang akan kondisi lembab di kawasan wisata alam seluas 18 hektar ini.

Guna menjaga populasi kupu-kupu, dilakukan penanaman pohon dan tanaman bunga yang menjadi tempat bertelur kupu-kupu. Ditanam pula ratusan pohon jeruk, srikaya dan sirih hutan. Lalu ada tanaman kembang sepatu dan bunga asoka sebagai pakan (makanan/asupan yang diberikan kepada hewan) kupu-kupu.

Bunga dan pohon yang berfungsi sebagai pakan menjadi daya tarik terbesar karena banyak kupu-kupu hinggap di atasnya. (desawisatasamangki.com/X-13)