Martapura – Mendengar nama Martapura, masyarakat umumnya akan langsung menghubungkannya dengan lokasi penjualan intan permata. Tak heran karena sejak dulu nama Martapura memang dikenal sebagai penghasil intan terbesar di wilayah Kalimantan, bahkan di seantero Nusantara.
Kenyataannya, belakangan Martapura mulai berubah wajah. Lantaran terlalu sering dikunjungi pelancong dari wilayah Kalimantan sendiri maupun wilayah luar Kalimantan, Martapura pun berbenah sehingga belakangan mulai menjadi lokasi wisata tujuan para pelancong. Kawasan ini bukan saja untuk tujuan berburu membeli intan permata, tapi juga sebagai objek wisata keluarga.
Kalimantan Selatan (Kalsel) yang beribu kota Banjarmasin ini memang terbilang daerah yang cukup luas mencapai 36.985 km2. Provinsi Kalsel ini mempunyai dua kota besar, yaitu Banjarmasin dan Banjarbaru dengan sebelas kabupaten yang salah satunya adalah Kabupaten Banjar yang beribu kota Martapura.
Martapura memang terbilang kesohor karena selain sebagai penghasil intan terbesar kota ini juga memiliki basis masyarakat Islam terbesar, di mana terdapat markas Madrasah Darussalam. Tak heran kalau selain sumber devisa daerah yang didatangkan dari hasil intan permata, kedatangan pelancong ke Martapura pun menjadi sumber devisa kedua. Kompleks Pertokoan Cahaya Bumi Selamat yang membawahi sekitar 87 toko intan dan permata dalam empat blok ini, setiap harinya ramai dikunjungi para pelancong dari Kalsel selain dari luar Kalsel.
Menurut Muhammad Sardi yang merupakan kepala keamanan di wilayah Jalan Ahmad Yani tempat berdirinya Pasar Intan Martapura ini, pada hari biasa jumlah pengunjung mencapai 10.000-an orang, sedangkan pada weekend (akhir pekan) atau hari-hari libur jumlahnya bisa mencapai 20.000-an orang. Tempat parkir yang berkapasitas 389 mobil ini pun kadang tak memuat lagi parkir pengunjung sehingga harus dialihkan ke lokasi Masjid Al Karomah yang letaknya tak jauh dari situ.
“Rata-rata pengunjung memang bertujuan memburu intan dan permata untuk cendera mata. Tapi, itu dulu. Sekarang pengunjung tak sekadar berburu intan, tapi juga pelesir di lokasi ini lantaran kini sudah dilengkapi dengan arena bermain anak-anak dan arena santai untuk menikmati hidangan khas Martapura,” jelas Sardi yang ditemui SH beberapa waktu lalu.
Menurut pria asal Jawa Timur berusia 48 tahun yang sudah 30 tahun merantau di Martapura ini, selain mengunjungi pusat perbelanjaan intan dan permata, rata-rata pengunjung juga ingin melihat Masjid Al Karomah yang merupakan masjid terbesar di Kalimantan ini. Masjid ini memiliki kubah yang unik dengan warna-warna di puncaknya, dan juga dilengkapi dengan satu menara tinggi dengan arsitektur yang unik.
Arsitektur di dalam masjidnya pun tak kalah dengan penampilan luarnya. Ademnya situasi masjid di dalam tidak menggambarkan jika di luar panas terik. “Jika Anda menyempatkan singgah di Martapura untuk mencari cendera mata berupa intan permata, sebaiknya Anda juga menyinggahi masjid ini untuk menunaikan salah satu salat lima waktu Anda, karena sayang sekali kalau Anda hanya mencari intan dan tak singgah di masjid ini,” ucap Sardi mencoba berpromosi.
Cek Keaslian Intan
Untuk mencapai lokasi perdagangan intan Martapura dan Masjid Al Karomah Anda hanya butuh waktu sekitar satu jam perjalanan dari Kota Banjarmasin dan hanya setengah jam dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Sardi pun mengaku bangga lantaran ketika bertugas sebagai petugas keamanan di wilayah ini, Martapura hanya dijadikan objek untuk perburuan intan permata.
Tapi, lantaran makin berkembang dengan banyaknya pelancong, pemerintah setempat pun merenovasi lokasi ini sejak dua tahun silam dan menambah lokasi arena bermain bagi anak-anak dan tempat santai bagi pelancong sambil menikmati hidangan khas Martapura di bagian depan lokasi penjualan intan permata. Sardi pun makin bangga karena rata-rata pengunjung yang datang ke Martapura selalu puas dengan pelayanan petugas di lokasi penjualan intan dan di Masjid Al Karomah yang selalu dianggap ramah dan bisa bekerja sama dengan baik dengan semua pelancong.
“Mayoritas penduduk di sini 98 persen muslim dan keturunan Arab. Mereka tak ingin Islam dan keturunan Arab tercoreng dengan hal-hal buruk sehingga setiap orang yang ingin menyewa tempat atau lokasi untuk berdagang di sini diwajibkan ikut pelatihan selama sebulan soal bagaimana melayani pelancong yang sesuai aturan Islam,” jelas Sardi.
Tapi, menurut pantauan SH, ada yang harus diperhatikan bagi pemburu intan permata di Martapura adalah Anda harus langsung bertanya kepada pemilik toko soal keaslian intan permata ini. Pasalnya, barang asli dan palsu tak pernah bisa dibedakan, kecuali jika dicek langsung dengan alat yang mereka miliki sendiri.
Jika pengunjung tak bertanya apakah ini barang kelas satu atau tidak, si empunya toko akan mengatakan itu adalah barang kelas satu. Tapi, jika Anda bertanya dan meminta ia melakukan pengecekan, dengan senang hati akan ia lakukan. Jika ketahuan barang bukan kelas satu, harga pun akan turun drastis. n
Recent Comments