Makam KotagedeKunjungan ke Makam Kota Gede merupakan perjalanan Wisata ziarah yang masih berkaitan dengan kunjungan ke obyek-obyek wisata di lingkungan Kraton Yogyakarta. Sebenarnya makam ini bernama Makam Sapto Renggo, namun umumnya asyarakat Yogyakarta menyebut sebagai makam Kota Gede, sesuai dengan nama daerah ini yang terletak di sudut Tenggara Kotamadya Yogyakarta, lebih kurang 5 Km dari pusat Kota.

Di dalam gedung makam utama, dimakamkan Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri Kerajaan Mataram yang bergelar Panembahan Senopati, yang juga merupakan leluluhur atau nenek moyang dari Sultan-sultan yang memerintah Kasultanan Yogyakarta. Dalam Gedung Pemakaman yang sama, dimakamkan pula Ayah Bunda beliau Ki /Nyi Ageng Pemanahan, Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang yang merupakan Ayah angkat beliau dan kerabat istana yang lain.Selain itu terdapat pula Ki Ageng Mangir, menantu Panembahan Senopati yang juga merupakan musuh beliau, sehingga setengah dari makamnya terletak di luar. Kurang lebih 100 meter di sebelah selatan dari kompleks makam ini, masih dapat disaksikan ; watu Gilang yang konon adalah lantai singgasana Panembahan Senopati yang digunakan untuk mengakhiri hidup Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Memasuki kompleks utama, para peziarah diharuskan mengenakan pakaian tradisional yang dapat disewa dari para petugas makam dengan harga sekitar lebih kurang Rp.1500,-atau bisa membawa sendiri. Untuk masuk ke gedung pemakaman tidak dipungut biaya, kecuali sekedar biaya sukarela yang dimasukkan ke dalam kotak dana. Waktu untuk mengunjungi makam yaitu pada tiap hari Jumat mulai pukul 13.00 hingga 17.00. Sedang untuk mengunjungi dan melihat kompleks makam yang lain, dan menyaksikan bangunan-bangunan tradisional peninggalan Kraton Mataram (dalam periode kerajaan Mataram Islam), bisa dilaksanakan setiap hari.

Berwisata ke makam yang terletak di tenggara Kota Yogyakarta ini merupakan satu rangkaian dengan wisata di lingkungan Kraton Yogyakarta, karena di dalamnya terdapat makam Ngabehi Loring Pasar Sutawijaya, pendiri Kerajaan Mataram yang bergelar Panembahan Senopati. Beliau merupakan leluhur dari Sultan-sultan yang memerintah di Kraton Yogyakarta. Juga terdapat makam ayah bunda Panembahan Senopati, yaitu Ki dan Nyi Ageng Pemanahan dan Sultan Hadiwijoyo dari Kerajaan Pajang yang merupakan ayah angkat beliau serta beberapa kerabat istana yang lain. Selain itu, terdapat juga makam Ki Ageng Mangir, menantu sekaligus musuh Panembahan Senopati.

Karena kedudukannya tersebut, maka makam ini setengahnya terdapat di luar. Kurang lebih 100 m di selatan kompleks makam ini ada sebuah batu yang disebut Watu Gilang, dipercaya sebagai singgasana Panembahan Senopati yang digunakan untuk mengakhiri hidup Ki Ageng Mangir. Memasuki kompleks utama makam, para peziarah diharuskan mengenakan pakaian tradisional yang dapat disewa dari petugas makam atau membawa sendiri, tidak dikenakan biaya kecuali sumbangan sukarela di kotak dana. Makam dibuka setiap hari, khusus hari Jum’at dibuka dari jam 13.00 s.d. jam 17.00 WIB. Bagi yang ingin masuk ke dalam makam harus mengenakan pakaian tradisional yang dapat disewa di tempat itu juga. Makam Raja-raja di Kotagede dibuka setiap hari Senin jam 10.00 sampai 12.00, dan hari Jumat. Di sana terdapat gerbang yang anggun, kolam yang penuh dengan Clarius Melanodermas dan kura-kura kuning yang telah berumur ratusan tahun, masyarakat meyakini bahwa kura-kura tersebut ajaib dan keramat.