Keindahan pantai yang alami berpadu eksotisme tercermin di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Keindahan Lombok semakin terasa dalam hamparan pantai indah dengan pasir putih dan laut biru. Tidak sedikit turis betah berlama-lama di Pulau Lombok.

Namun Lombok tak hanya ada pantai indah dengan hamparan pasir putih. Banyak sisi lain dari Lombok yang bisa dikupas. Seperti di Dusun Sade, Desa Rambitan, Pujut. Penduduk Sade yang semuanya keturunan Suku Sasak ini pandai menenun. Hasil tenun warga Sade sangat khas.

Selain tenun, yang paling unik dari Dusun Sade adalah rumah penduduknya. Masyarakat Sade masih mempertahankan arsitektur dan tata ruang secara turun temurun. Di desa ini rumah adat yang lazim disebut Bale Ratih atapnya terbuat dari alang-alang dan dinding dari bambu.

Ada juga kebiasaan unik yang hanya dimiliki warga Sade yaitu mengepel lantai. Mereka membersihkan rumah menggunakan kotoran sapi atau kerbau yang dicampur air. Lantai dan dinding yang dibaluri kotoran dipercaya bisa mengusir lalat dan menjadikan lantai cling.

Setidaknya dua minggu sekali mereka membersihkan lantai dengan kotoran sapi atau kerbau. Selain untuk mengepel lantai kotoran sapi atau kerbau juga jadi bahan campuran membuat lantai rumah. Dengan campuran sisa buangan hewan lantai rumah menjadi kuat dan tak mudah retak.

Mutiara Lombok juga sangat terkenal. Orang bule menyebutnya Golden South Sea pearl karena warnanya yang seperti emas. Hanya laut Indonesia yang bisa menghasilkan mutiara terbaik. Mutiara biasanya dipadu dengan perhiasan emas ataupun perak agar lebih bernilai.

Yang tak boleh dilewatkan saat ke Lombok adalah Desa Banyumulek. Daerah yang ada di Kecamatan Kediri ini sebagai penghasil gerabah. Hampir di tiap sudut desa ada orang membuat gerabah. Ada yang mengukir, menjemur, dan membakar gerabah. Gerabah ini tercipta dari tangan-tangan cekatan wanita desa.

Gerabah Banyumulek dibuat dengan proses yang sederhana. Setelah dibentuk, gerabah dibakar bersama jerami dalam tungku selama beberapa jam. Tapi siapa menyangka lewat proses yang sederhana itu, tercipta gerabah khas yang sangat berani dalam pewarnaan, dekoratif, dan penuh aksesoris.

Selama di Lombok sebaiknya melihat penangkaran penyu di sekitar Gili Trawangan. Penangkaran ini bertujuan melestarikan penyu yang makin banyak diburu orang. Dari ratusan telur yang dihasilkan betina, hanya belasan tukik yang berhasil hidup dan kembali ke laut.

Hal ini belum mempertimbangkan faktor perburuan yang dilakukan manusia maupun binatang predator penyu lainnya. Seperti diketahui, cangkang penyu banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kerajinan dan dagingnya dapat dikonsumsi oleh manusia. Hal-hal tersebut tentu saja makin mengancam populasi penyu.

Tak puas hanya melihat kebudayaan dan kerajinan masyarakat Lombok, Anda bisa kok melihat lebih dekat dengan menyelam ke dasar laut atau snorkling. Tinggal pilih mau menyelam sendirian dengan pemandu atau ramai-ramai dengan wisatatawan lain. Keindahan laut Lombok akan sangat terlihat. (JUM)

Sumber: Liputan6.com