Suasana makin terasa menyeramkan ketika kereta wisata itu melintasi areal “pemakanan Eropa” di lokasi satwa. Ada kuburan, topeng-topeng, dan bayang-bayang seperti hantu, juga asap dari dry ice yang menimbulkan efek seram.
Bayu dan kawan-kawannya serasa sedang uji nyali, tapi antara takut dan sangat senang. “Tangan rasanya dingin, tapi juga penasaran,” kata Bayu.
Ini pengalaman baru yang unik dan rasanya seperti di suatu tempat yang asing. “Ah… tapi sayang, cuaca kurang mendukung, hujan, suasana Halloweennya sih sudah bagus,” ujar Bayu.
Seram, takut, tapi senang, itulah yang memang ingin disuguhkan di Safari Malam Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor.
Berkeliling dengan kereta wisata yang berjalan malam hari sambil melihat kehidupan satwa-satwa liar selama kurang lebih 45 menit.
Suasana pun di-setting sedemikian rupa, sebagaimana perayaan Halloween. Labu-labu yang didominasi warna oranye dan hitam, beberapa karyawan dan karyawati, termasuk pemandu wisata menggunakan kostum ala hantu, nenek sihir, serta bajak laut.
“Ini merupakan bagian dari program Halloween yang diselenggarakan TSI pada 10, 17, 24, dan 31 Oktober 2009. Tema acara tersebut Halloween Night di Safari Malam,” kata Yulius H Suprihardo, humas TSI, baru-baru ini.
Festival Sambain
Indonesia sebenarnya tidak memiliki acara Halloween. Tradisi itu biasanya diadakan di Irlandia, Eropa. Oleh orang-orang Irlandia yang imigrasi ke Amerika Utara tradisi tersebut dibawa dan sampai sekarang menjadi tradisi rakyat AS. Pesta Hal-loween diselenggarakan dengan meriah setiap bulan Oktober.
Halloween berasal dari Festival Sambain (dari bahasa Irlandia Kuno, Samain) yang dirayakan oleh orang Kelt, zaman kuno. Festival Sambain merupakan perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael, dan kadang-kadang disebut “Tahun Baru Kelt”. Orang Kelt yang menganut paganisme secara turun-temurun menggunakan kesempatan festival untuk menyembelih hewan ternak dan menimbun makanan untuk persiapan musim dingin. Bangsa Gael kuno percaya bahwa tanggal 31 Oktober, pembatas orang mati dan orang hidup menjadi terbuka.
Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih. Orang Gael menggunakan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.
Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga. Mereka meminta permen atau cokelat sambil berkata “trick or treat”, ucapan tersebut adalah semacam ancaman yang berarti beri kami permen kalau tidak akan kami jahili.
Pada zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Tapi, sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin, dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.
Menurut Yulius, acara tersebut dibuat di Safari Malam tujuannya untuk sekadar menghibur pengunjung TSI pada malam hari. TSI memang selalu merancang acara-acara menarik dan kreatif supaya pengunjung tak pernah bosan datang ke sana.
“Kami agak terburu-buru membuatnya, waktunya sangat sempit, maklum, baru saja usai Lebaran, di mana pengunjung membeludak. Namun, dalam acara berikutnya, kami buat lebih seru dan menarik lagi, kami terus sempurnakan. Saat ini kami pun sedang berkonsentrasi menambah fasilitas baru, yaitu berenang dengan buaya di Safari Water Park,” katanya.
Acara lain di Safari Malam TSI yang tidak kalah menariknya adalah pertunjukan satwa di Panggung Terbuka yang diberi tajuk Perburuan Satwa Liar, yang diadakan juga pada malam hari, 21.15 WIB, kemudian atraksi Fire Dance dan Spektakuler Show di Plaza Gajah pada pukul 21.50 WIB. [SP/Rina Ginting]
Sumber: Suara Pembaruan
Recent Comments