pasar-bawahPEKANBARU-Pasar Bawah merupakan satu-satunya Pasar Wisata yang terdapat di Kota Pekanbaru. Kawasan perbelanjaan berlantai empat ini merupakan ikon bagi Kota Pekanbaru.

Selain itu, sejumlah toko di sekitar Pasar Bawah, mendukung keberadaannya sebagai pusat perbelanjaan barang-barang asal luar negeri.
Bagi wisatawan domestik, tidak lengkap rasanya berkunjung ke Kota Pekanbaru jika tidak mampir ke Pasar Bawah. Sejumlah produk, seperti pernak-pernik aksesori rumah tangga, barang-barang antik, karpet, tas, sampai barang elektronik bekas, bisa ditemukan di pasar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru ini.
Sayang, deraan krisis keuangan dunia yang melanda saat ini, ikut memengaruhi pedagang Pasar Bawah. Stok produk impor tidak lagi beredar sebebas biasanya. Selain harganya meningkat dua kali lipat di tangan pemasok, jenis barang pun sulit didatangkan.
Arsitektur bangunan Pasar Bawah terkesan unik. Corak arsitekturnya merupakan campuran gaya Melayu dan Tionghoa. Bangunan pasar terdiri empat lantai. Lantai paling bawah (basement) digunakan sebagai areal parkir.
Pengunjung akan merasa seolah-olah berada di Chinatown Singapura. Hal ini bisa dilihat dari motif relief yang terdapat di sekitar bangunan pasar. Cat dindingnya pun dipenuhi warna-warna yang mencolok, meniru bangunan Chinatown Singapura.
Sebelum direnovasi, kompleks Pasar Bawah hanya berupa bangunan semipermanen. Umumnya, kios dan lapaknya terbuat dari papan. Jika hujan turun, jalan-jalan sempit di antara kios dan lapak dipenuhi lumpur. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan animo masyarakat Pekanbaru dan wisatawan untuk berbelanja di sana.
Nama Pasar Bawah diberikan masyarakat karena pasar ini terletak di bagian bawah, jika dibandingkan dengan Pasar Pusat (sekarang Plaza Sukaramai) yang terletak lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi ini.
Dahulu, barang-barang bekas atau selundupan dari luar negeri membanjiri pasar yang terletak di Pelabuhan Sungai Siak ini. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah berangsur-angsur memperketat peraturan. Barang-barang yang dulunya bisa masuk, sekarang tidak bisa bebas masuk lagi.
Kalau pun ada, koleksi barang yang diperjualbelikan di Pasar Bawah tidak sebanyak sebelumnya. Apalagi, salah seorang pemasok yang merupakan toke besar (bandar), Tjin Lam alias Alam, ditangkap polisi dengan tuduhan penyelundupan. Saat ini, kasusnya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru.
“Saat Alam masih beroperasi, kami mudah mendapatkan ban-ban mobil atau sepeda motor sport di Pasar Bawah ini. Namun, sekarang barangnya sudah berkurang. Kalau pun ada, harga ban bekas dari Singapura ini dibanderol hampir dua kali lipat dari harga sebelumnya,” kata Rudi, salah seorang pembeli yang dijumpai SH.

Buah Tangan
Selain itu, menipisnya stok barang luar negeri di Pasar Bawah juga dialami aneka makanan ringan seperti permen, minuman kaleng, dan produk makanan lain asal China dan Singapura. Komoditas ini nyaris langka sejak gencarnya razia makanan bermelamin asal China oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru.
Selain koleksi atau produk yang dijajakan di Pasar Bawah kini tidak selengkap dulu, para pedagang mengakui koleksi mereka terpaksa dikurangi hingga 50 persen akibat mahalnya harga di tingkat pemasok. Lonjakan harga ini disebabkan krisis keuangan global yang sedang terjadi saat ini.
Harga yang tinggi dan stok yang tidak lagi banyak membuat minat belanja warga Pekanbaru dan pendatang dari luar kota menurun drastis. Hal itu tentu membuat pedagang kelimpungan karena omzet mereka juga bakal berkurang secara drastis.
Meski begitu, wisatawan yang datang dari luar Provinsi Riau tidak perlu kecewa menghadapi mahalnya harga-harga yang dijual di Pasar Bawah. Sebagai buah tangan atau oleh-oleh, di pasar ini masih bisa ditemukan makanan khas Riau, seperti ikan salai yang berasal dari berbagai daerah di Riau. Ikan salai seperti jenis patin, baung, ikan salai asin lomek, dan ikan salai asin biang masih dijual di pasar ini. Harganya pun tidak sampai menguras kocek pembeli.
Wisatawan yang mendatangi Pasar Bawah biasanya menjadikan ikan salai sebagai buah tangan atau oleh-oleh dari Kota Pekanbaru. Walaupun krisis keuangan global ikut merambah para pedagang Pasar Bawah, toh pasar ini tetap diminati dan selalu ramai dikunjungi para wisatawan, baik dari daerah Pekanbaru maupun dari luar Provinsi Riau.