BANDUNG — Mandi sauna di rumah kecantikan atau hotel berbintang adalah hal yang biasa. Selain itu, hanya orang-orang berkocek tebal yang selama ini dapat menikmati fasilitas sauna di rumah kecantikan maupun hotel berbintang. Maklum, biaya untuk mandi sauna di tempat-tempat itu memang tidak murah.

Maka jika Anda ingin menikmati mandi sauna yang alami dan murah, datang saja ke kawasan Kamojang. Di sana pengunjung dapat mandi sauna secara alami di Kawah Hujan. Hangatnya uap yang menyembul dari balik bebatuan dan gemericik air patut dinikmati.
Kawasan Kamojang terletak di kaki Gunung Guntur. Secara administratif, kawasan Kamojang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Untuk menuju kawasan ini dapat ditempuh melalui Majalaya, Kabupaten Bandung, serta Kota Garut.
Jarak tempuh paling dekat memang melalui Majalaya, hanya sekitar 14 km. Sementara jika dari Garut jarak tempuhnya 26 km. Namun jarak Bandung ke Garut sekitar 60 km. Dengan demikian jarak tempuh ke Kamojang melalui Garut lebih jauh dibandingkan apabila lewat Majalaya. Hanya saja dari segi medan tempuhnya, ke
Kamojang melalui Garut relatif lebih mudah. Jalannya memang sudah beraspal serta berliku-liku.
Namun sepanjang jalan menuju Kamojang jika melalui Garut tidak terlalu terjal. Berbeda halnya jika melalui Majalaya. “Kapok saya lewat Majalaya. Jalannya turun naik dan terjal,” kata pengunjung Kamojang bernama Hilman Hidayat. Terjalnya jalur Majalaya-Kamojang hanya mampu ditaklukkan oleh mobil jenis 4×4. Itu pun harus didukung oleh kemampuan pengemudinya yang sudah hafal medan.
Kawasan Kamojang sendiri konon memiliki legenda. Menurut pawang penunggu di Kawah Hujan, Koko, Kamojang berasal dari kata mojang yang cantik. Ceritanya, di kawasan ini pernah hidup seorang perempuan yang kecantikannya begitu kesohor di Tatar Sunda.
Legenda ini kemudian terus berkembang. Hingga kemudian kawasan ini dinamakan sebagai Kamojang. Mojang cantik itu, disebutkan Koko masih kerap menampakkan diri di kawasan ini.
Di kawasan Kamojang terdapat belasan kawah. Di antaranya Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah Cibuliran, serta Kawah Kamojang. Kawah yang paling banyak dikunjungi adalah Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api.
Kawah Kereta Api menarik untuk dikunjungi karena bunyi kawahnya mirip suara lokomotif kereta api. Selain itu, uap yang mencuat dari permukaan tanah memiliki tekanan yang luar biasa yang mampu melontarkan benda-benda tertentu seperti gelas air mineral.

Kawah Hujan
Sementara di Kawah Hujan, pengunjung bisa mandi sauna sepuasnya. Suhu air yang mengalir di kawah ini mencapai 115 derajat Celcius. Sangat panas hingga menimbulkan uap. Air ini kemudian menyembur ke udara sekitar.
Itulah sebabnya kawah ini dinamai Kawah Hujan. Menariknya, ketika menyembur ke udara seperti hujan gerimis, air tersebut sama sekali tidak panas. Air yang menyiprat ke udara tetap terasa dingin seperti laiknya air pegunungan.
Dibandingkan mandi sauna di hotel berbintang, jelas fasilitas di Kawah Hujan kalah jauh. Mandi sauna di Kawah Hujan dilakukan di tempat terbuka dan sembari berdiri di atas bebatuan. Tidak ada sekat pemisah. Fasilitas di sana memang masih seadanya. “Dulu malah tidak ada orang yang bisa masuk ke Kawah Hujan karena kondisinya mirip kubangan lumpur,” papar Koko.
Baru beberapa tahun belakangan ini kondisi Kawah Hujan diperbaiki. Meski tetap terkesan seadanya, toh perbaikan yang dilakukan memberi kemudahan bagi siapa saja untuk masuk ke Kawah Hujan.
Uap yang keluar dari air mendidih mengaliri sekitar kawah, menyegarkan tubuh. Konon, uap ini tak cuma bagus untuk kesegaran tubuh, tetapi juga manjur untuk mengobati penyakit tertentu. Koko menyebutkan beberapa pengunjung yang menderita stroke, penyakit jantung, influenza serta penyakit kulit, mandi di Kawah Hujan. Setelah datang selama enam kali, keluhan sakit mereka berkurang. Bahkan ada yang sembuh total.
Bagi pengunjung yang datang dengan tujuan berobat, Koko menyarankan supaya mandi sauna minimal selama 15 menit. Jika pengunjung menginginkan uap air terus menerpa sekujur tubuh, maka Koko bisa mengarahkan uap tersebut.
Benar saja. Di depan SH, lelaki berumur 61 tahun ini memeragakan kemampuannya mengarahkan uap air.
Uang ini berkumpul lalu menuju ke arah tubuh pengunjung yang ditunjuk oleh Koko. Untuk kemampuannya ini Koko mengaku tidak memasang tarif. Menurut Koko, Kawah Hujan memang belum dikunjungi banyak wisatawan. “Yang datang ke Kawah Hujan rata-rata dengan tujuan untuk berobat,” ujar Koko. Lokasi geografis memang menjadi salah satu penyebab belum terjamahnya Kamojang oleh hingar bingar pariwisata.
Uap dari panas bumi yang keluar dari Kamojang ini dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik geothermal yang dikelola oleh Indonesia Power. Letak pembangkit ini sendiri berdekatan dengan kawah yang ada di kawasan Kamojang.
Mandi sauna di Kawah Hujan Kamojang memang murah. Cukup dengan membayar Rp 2.000/orang, pengunjung bisa mandi sauna sepuasnya. Keindahan dan kesejukan panorama alamnya pasti membuat pengunjung betah berlama-lama di sana.
Bagi Anda yang sudah bosan mandi sauna di rumah kecantikan atau hotel berbintang, tampaknya perlu mencoba suasana baru mandi sauna secara alami. Datang saja ke Kamojang. Dijamin Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menyegarkan tubuh dari kepenatan. (*)

Sumber: Sinar Harapan