Curug Ngumpet

Curug Cigamea. Nama itu mungkin yang paling sering terdengar ketika berbicara tentang air terjun di kawasan Gunung Salak. Padahal, selain Curug Cigamea, masih ada Curug Cihurang, Curug Ngumpet, dan Curug Seribu di sekitar kawasan Salak Endah, Jawa Barat. Pesona air terjunnya bisa menjadi alternatif menikmati alam pegunungan.

Ya, jika ingin menikmati suasana pegunungan, namun merasa bosan dengan suasana kawasan Puncak, menginap di sekitar Salak Endah bisa menjadi alternatif yang pas. Kawasan yang juga berdekatan dengan Wana Wisata Gunung Bunder masih memiliki udara pegunungan yang tak kalah sejuk dengan udara di Puncak. Tapi yang paling menarik, di kawasan ini terdapat empat air terjun yang indah.

Pintu gerbang wana wisata Gunung BunderSudah lama kawasan yang berdekatan dengan Taman Nasional Salak-Halimun ini menjadi objek wisata alternatif. Lokasinya yang relatif tidak jauh dari Jakarta menjadi salah satu pertimbangan. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan juga tidak terlalu besar. Beragam fasilitas tersedia, mulai dari yang paling mahal hingga yang bermodal tenda di tengah hutan.

Banyak cara untuk me- ngunjungi lokasi yang berada di kaki Gunung Salak itu. Setidaknya ada tiga jalur yang bisa digunakan untuk menuju kawasan Salak Endah atau Wana Wisata Gunung Bunder. Pertama adalah jalur Cemplang-Pamijahan-Salak Endah, kemudian ada jalur Cikampak-Salak Endah-Cibatok, dan terakhir jalur Tamansari-Gunung Bunder-Salak Endah. Namun umumnya, wisatawan lebih banyak menggunakan jalur Cemplang-Pamijahan-Salak Endah. Jalur ini memiliki jarak dan waktu tempuh terpendek dari jalan raya Bogor-Leuwiliang. Selain itu, kondisi fisik jalan di jalur ini lebih bagus dan tidak berkelok-kelok.

Ada baiknya ketika sampai di kawasan Salak Endah, langsung memutuskan tempat penginapan mana yang akan dipilih. Di kawasan ini, tersedia rumah-rumah penginapan yang bisa disewa. Mulai dari harga Rp 200.000 per malam per vila hingga yang jutaan rupiah. Namun, jika kondisi kantong tidak bisa mencukupi, di lokasi ini juga tersedia warung penduduk yang bisa dimanfaatkan untuk menumpang menginap dengan biaya sukarela. Bahkan, dengan modal tenda pun masih bisa menikmati keindahan alam kawasan Gunung Bunder. Karena di lokasi ini tersedia camping ground yang lengkap dengan fasilitas out bond lainnya.

Empat Air Terjun

Keindahan alam di wana wisata Gunung Bunder

Memang, berkunjung ke lokasi ini akan lebih berkesan jika meluangkan waktu untuk menginap. Karena tersedia waktu yang lebih leluasa untuk mengunjungi air terjun yang ada.

Ada empat air terjun yang sudah menanti di kawasan ini; Curug Cigamea, Curug Cihurang, Curug Ngumpet, dan Curug Seribu. Keempatnya memiliki keunikan sendiri. Untuk perjalanan awal, mungkin bisa mengunjungi Curug Cihurang. Air terjun di tempat ini bisa dilihat setelah berjalan sekitar 150 meter dari pintu gerbang Curug Cihurang. Namun, sebelum memasuki kawasan Curug Cihurang, setiap pengunjung wajib membayar biaya retribusi sebesar Rp 2.500 per orang.

Curug Seribu

Meskipun ketinggian air terjun ini tidak terlalu tinggi, air terjun ini memiliki kolam yang tidak dalam untuk se- kadar bermain air. Dan tentunya, lokasi ini menjadi tepat yang cocok untuk berfoto- foto.

Namun, jangan puas dulu. Sisakan frame foto kamera Anda, karena masih ada tiga air terjun lain yang tak kalah menarik. Usai menikmati Curug Cihurang, sasaran berikutnya adalah Curug Ngumpet. Lokasi ini sebenarnya tidak jauh dari Curug Cihurang, tapi akan lebih baik jika ditempuh dengan kendaraan.

Hampir sama dengan Curug Cihurang, untuk masuk kawasan Curug Ngumpet, setiap pengunjung dikenakan lagi biaya Rp 2.500. Air terjun di lokasi ini memang lebih tinggi dari Cihurang, hanya saja kawasan di sekitar air terjun terlihat tidak terawat. Banyak sampah yang merusak pemandangan mata di sekitar air terjun ini.

Lokasi air terjun yang satu ini sebenarnya menarik, karena di bawah jatuhnya air ada kolam yang cukup untuk berenang. Batu-batu besar pun berserakan di pinggir jatuhnya air, seakan-akan menyediakan spot-spot untuk berfoto-foto. Hanya saja perlu ekstra teliti menentukan angle kamera, agar sampah tidak ikut menghiasi foto Anda.

Selanjutnya, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Curug Seribu. Curug Seribu adalah air terjun yang paling tinggi di kawasan itu (sekitar 100 meter), sehingga bisa terbayang bagaimana suara gemuruh air yang jatuh.

Hanya saja untuk menjumpai air terjun ini, membutuhkan perjalanan ekstra. Berbeda dengan dua curug lainnya, perjalanan menuju Curug Seribu harus mengikuti jalan setapak yang membelah hutan. Lagu Naik-naik ke Puncak Gunung akan menjadi theme song yang tepat untuk mengiringi perjalanan menuju tempat ini. Setelah puluhan kali lagu itu dinyanyikan ulang, baru akan terdengar gemuruh Curug Seribu. Tapi, kelelahan perjalanan akan terbayar dengan keindahan alam yang sangat alami di kawasan itu.

Terakhir, air terjun yang paling sering dikunjungi adalah Curug Cigamea. Lokasi air terjun ini memang lebih mudah dijangkau, dan terawat. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 2.500 pengunjung harus melintasi jalur sepanjang 200 meter untuk menemui air terjun ini.

Curug Cigamea ini tampaknya lebih dikembangkan sebagai kawasan wisata di banding tiga curug lainnya. Di kawasan Curug Cigamea, sudah dibangun fasilitas kamar mandi yang bersih, tempat ibadah, dan beberapa warung yang berjejer rapi. Lokasi ini pun lebih ramai dari pada air terjun lainnya.

Sebenarnya, selain empat air terjun itu, di kawasan Wana Wisata Gunung Bunder juga menyediakan Kawah Ratu yang menarik untuk dikunjungi. Kawah itu setiap harinya mengeluarkan gas panas yang berbau belerang. Sayangnya, kawasan ini tertutup untuk umum karena dianggap berbahaya.

Meski lelah mengunjungi empat air terjun itu, tapi jangan lupa untuk membawa buah tangan bagi yang di rumah. Selain buah-buahan, beberapa warung di kawasan ini juga menyediakan hasil kerajinan tangan sebagai oleh-oleh. Banyak aksesori anyaman bambu yang menarik yang bisa dibawa pulang. Tentu saja setelah harganya disepakati bersama. [Suara Pembaruan/Kurniadi]